Salah seorang calon mahasiswa baru saat diminta membayar uang parkir setelah mengikuti tes SBMPTN. (Foto: Endang Sri Wahyuni - Profesi)
Salah seorang calon mahasiswa baru saat diminta membayar uang parkir setelah mengikuti tes SBMPTN. (Foto: Endang Sri Wahyuni – Profesi)

PROFESI-UNM.COM – Malang nian nasib Rahman (samaran), ketika hendak pulang kerumah setelah mengikuti Tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Negeri Makassar (UNM), ia dan rekannya Ali (samaran) mendapat pukulan dari sejumlah mahasiswa. Alasan dipukulnya sederhana, sebab Rahman tidak ingin membayar parkir yang katanya terlalu mahal.

Rahman mengaku telah membayar uang parkir sebelumnya, tidak lama kemudian ia dimintai kembali uang parkir dengan tarif yang lebih mahal. “Tadi sudah bayar parkir, tapi minta lagi dibayar, sebelumnya pun saya sudah disuruh beli stiker,” ungkap Rahman.

Rahman yang tidak ingin membayar uang parkir ini sontak mendapat pukulan dari sejumlah mahasiswa, pukulan-pukulan itu kemudian mengarah ke bagian kepala, perut dan punggung Rahman. Ali yang berada didekat kendaraannya pun tiba-tiba diserang, pukulan pun mengarah ke kepala Ali.

“Mauko juga? Ini mu rasa,” kata seorang mahasiswa sambil memukul.

Meski sejumlah mahasiswa melakukan pungutan liar kepada calon mahasiswa baru, namun pihak keamanan kampus tidak mampu menangani kasus ini, Bahkan terkesan dibiarkan. Rafsanjani misalnya, mahasiswa program studi Antropologi itu mengatakan kejadian seperti ini seharusnya tidak terjadi apabila pihak keamanan kampus bekerja dengan baik.

“Dimanakah perannya itu pihak keamanan, kayak dia biarkan ji saja kejadian begini, seharusnya mereka yang berperan penting disini, jangan sampai kejadian seperti itu terulang kembali. Contoh kecilnya saja, kehilangan motor. Pungutan liar dan kehilangan motor selalu terjadi,  nah disini dipertanyakan kembali peran keamanan kampus, apalagi kejadian seperti ini setiap tahun ji berulang-ulang,” ungkap mahasiswa angkatan 2013 ini.

Setelah kejadian pemukulan, puluhan mahasiswa itu kemudian membubarkan diri dan meninggalkan lokasi. (*)


*Reporter: St. Aminah

Komentar Anda

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan