PROFESI-UNM.COM – Di tengah arus informasi yang tak ada habisnya, sosial media telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan yang berlebihan justru bisa berdampak buruk pada kesehatan mental.
Banyak orang merasa cemas, mudah terdistraksi, bahkan membandingkan hidupnya dengan orang lain akibat terlalu lama berselancar di media sosial. Untuk itu, melakukan detox atau jeda dari sosial media menjadi langkah sederhana namun efektif dalam menjaga kesehatan pikiran dan emosi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Detox sosial media bukan berarti harus menghapus semua akun atau menjauh selamanya, melainkan memberi ruang bagi diri sendiri untuk fokus pada kehidupan nyata. Beberapa cara mudah yang bisa dilakukan antara lain membatasi waktu layar, menonaktifkan notifikasi, atau menetapkan hari bebas sosial media.
Cara Simpel Jaga Kesehatan Mental
Langkah kecil ini dapat membantu mengurangi kecemasan, memperbaiki kualitas tidur, dan meningkatkan konsentrasi. Selain itu, detox juga memberi kesempatan untuk merefleksikan ulang bagaimana kita menggunakan media sosial.
Apakah kita memakainya untuk belajar dan terhubung secara positif, atau justru menjadi sumber tekanan dan perbandingan yang tak sehat? Dengan menyadari pola penggunaan ini, kita bisa membangun hubungan yang lebih sehat dengan dunia digital.
Banyak pengguna yang telah mencoba detox sosial media mengaku merasa lebih tenang, lebih produktif, dan lebih terhubung dengan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca, berolahraga, atau sekadar bercengkerama tanpa gangguan layar. Keseimbangan antara dunia digital dan realitas menjadi kunci utama.
Memulai detox sosial media bisa terasa sulit, apalagi jika kita sudah terbiasa scroll saat bosan. Namun, perlahan dan konsisten, perubahan bisa dirasakan. Cobalah mulai dari satu jam tanpa media sosial, kemudian tingkatkan secara bertahap. Yang penting adalah tetap mendengarkan kebutuhan diri, bukan tekanan dari luar.
Detox sosial media bukan soal meninggalkan teknologi, tapi soal menggunakannya dengan lebih sadar. Di era digital ini, menjaga kewarasan dan kesehatan mental adalah bentuk perlawanan yang penting. Dan terkadang, langkah pertama cukup sesederhana: letakkan ponsel, dan tarik napas dalam-dalam. (*)
*Reporter: Novita Febriyanti