Cukup Bayar 50 Ribu, Nilai Kelar

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 23 Agustus 2019 - 13:37 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESI-UNM.COM – Tak ada istilah remedial untuk Mata Kuliah Umum (MKU) Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yang diampu oleh Zainal. Tak perlu ribet, bagi mahasiswa yang memprogram mata kuliah ini jika peroleh nilai anjlok cukup menyiapkan uang biru bertanda Rp50 ribu, maka nilai langsung berubah drastis.

Cerita ini lahir dari mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahraga (FIK), sebut saja Besse (nama samaran). Mahasiswa eksponen 2017 ini, mengaku dimintai uang sebesar Rp50 ribu sebagai pengganti remedial. Parahnya, jika harus menempuh jalur normal, mahasiswa akan dipersulit.

Bagaimana jika ternyata nilai final dapat diperoleh tanpa ujian, cukup dengan membayar dan nilai A sudah menjadi jaminan. Hal itulah yang terjadi di dua dari sembilan fakultas di kampus orange ini, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lantaran tidak mendapat alasan yang logis dari sang dosen, Besse beserta rekan lainnya pun menolak menaati permintaan Zainal. Satu-satunya kalimat yang dilontarkan oleh Zainal, uang tersebut merupakan sumbangan pribadi mahasiswa. “Bahasanya kan untuk disumbangkan. Ya jadi kami menolak membayar, kan menyumbang bisa sendiri-sendiri,” tukas mahasiswa FIK itu. Selain itu, Zainal dituding juga mematok prasyarat. Setiap kelas minimal 50 persen membayar. Jika tidak terpenuhi, langsung ditolaknya.

Baca Juga :  Skandal Dugaan Jual Beli Nilai UNM Mulai Terungkap

Zainal ternyata tidak hanya berulah di FIK. Beberapa mahasiswa dari FMIPA mengaku mengalami hal yang serupa. Berangkat dari masalah yang sama, Ni’man mengaku juga diperalat. Pernah suatu ketika, Ni’man bersama teman-temanya meminta jadwal final ulang, tapi Zainal dianggap dengan sengaja mengulur waktu.

“Setiap kali kami agendakan ulang jadwal final, beliau selalu sibuk terus. Akhirnya kami tidak punya waktu ujian lagi,” ketus Ni’man. Meski terpaksa, mahasiswa Jurusan Fisika ini tetap membayar uang bersama rekan-rekannya. “Jika tidak bayar sudah pasti error, karena kami belum final,” bebernya.

Terlebih lagi, setelah nilai mata kuliah semester keluar, terdapat perbedaan signifikan antara nilai mahasiswa FIK yang menolak membayar dan Mahasiswa FMIPA yang suka rela membayar. Ni’man menuturkan jika semua teman kelasnya rata mendapat A sesuai yang diharapkan. Sebaliknya, di FIK besse justru mengaku temannya memperoleh nilai beragam mulai dari T, C dan B. “beberapa dapat T dan C. Kebanyakan B, tak satupun dapat A,” ungkapnya.

Menanggapi tudingan miring tersebut, Zainal membantah. Ia mengaku hal itu tidak benar adanya. Uang itu bukanlah sebagai setoran untuk mendapat nilai yang bagus, tapi solusi perbaikan dari nilai akhir semester.

Baca Juga :  FBS UNM Tegaskan Aturan Baru Layanan Akademik

“Saya sudah beri beberapa solusi remedial namun mahasiswa tetap melanggar deadline yang saya tetapkan, jadi saya beri saran gimana kalau buku saya yang dicetak lalu disumbangkan, hitung-hitung amal,” jelasnya.

Zainal kecewa. Baginya, apa yang dilakukan itu cukup berbaik hati dengan memberi solusi terbaik bagi mahasiswa “Niat saya tulus, rupanya dimaknai dengan negatif. Padahal kalau saya tau ternyata dimaknai seperti itu tidak saya beri penyelesaian kecuali remedial,” terangnya.

Tambah Zainal. Dengan membayar uang Rp50 untuk percetakan bukunya sebagai bentuk toleransi kepada mahasiswa yang bandel.

Sementara itu, Pembantu Dekan bidang akademik FIK, Syahruddin mengatakan bahwa kasus seperti itu tidak dibenarkan terjadi di kampus orange yang berlabel pendidikan ini. Ia juga meminta agar mahasiswa yang mengalami hal semacam itu untuk melapor kepadanya ” Tetap saja hal seperti itu tidak boleh dilakukan, jika ada seperti itu, sebaiknya mahasiswanya datang ke saya,” tuturnya. (*)

*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Profesi Edisi 235

Berita Terkait

Klarifikasi WD III FT UNM Terkait Pelecehan Mahasiswi JTIK
Laman SIA Sulit Diakses, Kepala ICT UNM Beri Penjelasan
Helm Hilang Dua Kali, Keamanan La Macca Perlu Dievaluasi Kembali
Terhalang Jarak, Kelas Parepare FSD Tidak Lagi di Optimalkan
Keributan Antar Mahasiswa Akuntansi Pecah di Depan Kampus UNM, Gerobak Pedagang Jadi Korban
Mahasiswa Keluhkan Parkiran Sembraut di FEB UNM
FBS UNM Tegaskan Aturan Baru Layanan Akademik
Dosen FBS Paksa Mahasiswa Beli Buku, Bayar atau Bermasalah
Berita ini 0 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Minggu, 27 April 2025 - 09:28 WITA

Klarifikasi WD III FT UNM Terkait Pelecehan Mahasiswi JTIK

Kamis, 24 April 2025 - 02:56 WITA

Laman SIA Sulit Diakses, Kepala ICT UNM Beri Penjelasan

Minggu, 20 April 2025 - 20:30 WITA

Helm Hilang Dua Kali, Keamanan La Macca Perlu Dievaluasi Kembali

Sabtu, 19 April 2025 - 08:55 WITA

Terhalang Jarak, Kelas Parepare FSD Tidak Lagi di Optimalkan

Kamis, 17 April 2025 - 08:04 WITA

Keributan Antar Mahasiswa Akuntansi Pecah di Depan Kampus UNM, Gerobak Pedagang Jadi Korban

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA