PROFESI-UNM.COM-Pelecehan seksual masih menjadi ancaman nyata di lingkungan kampus. Banyak mahasiswa mengalaminya dalam bentuk candaan, tatapan tidak pantas, hingga komentar yang merendahkan. Untuk menciptakan ruang belajar yang aman, mahasiswa perlu memahami cara melindungi diri dan orang lain dari tindakan tersebut.
Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu memahami batas pribadi. Setiap orang memiliki hak untuk menentukan sejauh mana interaksi dapat diterima. Ketika seseorang mulai berbicara atau berperilaku yang terasa tidak sopan, mahasiswa perlu menolak dengan tegas. Sikap ragu atau diam justru memberi ruang bagi pelaku untuk mengulang perbuatannya. Menatap mata pelaku dan mengucapkan “saya tidak nyaman dengan ucapan itu” menjadi bentuk perlawanan yang sederhana, tetapi efektif.
Selain itu, mahasiswa dapat menggunakan teknologi untuk menjaga keamanan diri. Aplikasi berbagi lokasi atau tombol darurat di ponsel bisa menjadi penyelamat saat menghadapi situasi berisiko. Dalam kasus pelecehan daring, seperti pesan atau komentar bernada seksual, mahasiswa perlu menyimpan bukti percakapan dan melapor ke pihak berwenang kampus. Setiap data digital membantu pihak kampus mengambil langkah tegas terhadap pelaku.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lingkungan sosial juga berperan besar dalam mencegah pelecehan. Teman sebaya harus saling mendukung dan berani menegur ketika melihat tindakan tidak pantas. Budaya saling peduli dapat menghapus rasa takut dan mendorong korban untuk bercerita. Mahasiswa juga bisa bergabung dalam komunitas atau lembaga yang fokus pada edukasi gender agar lebih peka terhadap perilaku diskriminatif dan kekerasan seksual.
Pencegahan pelecehan tidak hanya tentang melindungi diri, tetapi juga tentang mengedukasi orang lain. Mahasiswa dapat menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif, membagikan informasi lembaga bantuan, dan mengajak teman-teman kampus untuk lebih menghormati sesama. Satu unggahan edukatif dapat mengubah cara pandang banyak orang terhadap isu ini.
Melalui sikap tegas, dukungan sosial, dan pemanfaatan teknologi, mahasiswa dapat menciptakan lingkungan kampus yang aman dan saling menghargai. Upaya kecil seperti menolak candaan seksis, mendengarkan cerita korban, atau melapor ke pihak kampus menjadi bentuk nyata dari keberanian. Saat semua pihak bergerak bersama, pelecehan seksual tidak lagi memiliki tempat di dunia pendidikan.(*)
*Reporter: Angnis Arimayanti