Seni Berbicara, Kemampuan Persuasif dalam Berkomunikasi

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:13 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potret sekelompok orang sedang berkomunikasi, (Foto: Int.)

Potret sekelompok orang sedang berkomunikasi, (Foto: Int.)

PROFESI-UNM.COM – Mempengaruhi lawan bicara bukanlah tentang manipulasi, melainkan seni persuasi yang efektif. Keberhasilan dalam mempengaruhi seseorang bergantung pada pemahaman mendalam tentang diri mereka dan kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang resonan.

Pertama, bangun hubungan yang kuat. Sebelum membahas inti permasalahan, luangkan waktu untuk memahami perspektif lawan bicara. Dengarkan dengan aktif, tunjukkan empati, dan cari titik temu. Hubungan yang baik menciptakan iklim kepercayaan yang memungkinkan pesan Anda diterima dengan lebih terbuka. Ajukan pertanyaan terbuka untuk menggali pikiran dan perasaan mereka, bukan hanya sekadar mendengarkan respon singkat.

Kemudian, ketahui audiens Anda. Pesan yang efektif harus sesuai dengan karakteristik dan latar belakang lawan bicara. Dengan memahami hal ini, Anda dapat menyusun argumen yang relevan dan meyakinkan. Hindari penggunaan jargon atau istilah teknis yang mungkin tidak mereka pahami. Gunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami.

Setelah itu, bangun kredibilitas. Orang cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh seseorang yang mereka percayai. Tunjukkan keahlian dan pengetahuan Anda dalam topik yang dibahas. Berikan bukti dan data yang mendukung argumen Anda, dan hindari klaim yang tidak berdasar. Kejujuran dan transparansi juga penting dalam membangun kredibilitas.

Kemudian, gunakan bahasa tubuh yang positif. Kontak mata yang baik, postur tubuh yang tegak, dan ekspresi wajah yang ramah dapat meningkatkan kepercayaan diri Anda dan membuat lawan bicara merasa nyaman. Hindari gerakan yang mengganggu, seperti memainkan pena atau melihat jam terus menerus.

Baca Juga Berita :  [OPINI] Mahasiswa Miskin Bukan Prioritas

Selanjutnya, ajukan pertanyaan yang mengarahkan. Alih-alih memaksakan pendapat Anda, ajukan pertanyaan yang mengarahkan lawan bicara untuk sampai pada kesimpulan yang Anda inginkan. Teknik ini lebih efektif daripada memberikan perintah atau pernyataan langsung.

Terakhir, bersikaplah fleksibel dan terbuka terhadap negosiasi. Mungkin tidak selalu mungkin untuk sepenuhnya mempengaruhi lawan bicara sesuai keinginan Anda. Bersiaplah untuk berkompromi dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Ingat, tujuan utama adalah mencapai kesepakatan, bukan untuk menang debat. (*)

*Reporter: Rahmat Hidayat

Berita Terkait

[Opini] Tubuh kalian bukan tanah kolonial, Pikiran kalian Bukan pula Budak Patriarki
[Opini] Wajah Kampus Hari Ini: Sepi Pemikiran, Sibuk Formalitas
[Opini] Genosida Biological Diversity
[Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama
[Opini] Ketika Rambut Gondrong Lebih Dipermasalahkan daripada Mutu Pendidikan
[Opini] Membaca Adalah Momen Dialektika dengan Orang-Orang Hebat Sepanjang Masa
[Opini] Dilema Status Kewarganegaraan Indonesia
[OPINI] Malu yang Salah Alamat
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:13 WITA

Seni Berbicara, Kemampuan Persuasif dalam Berkomunikasi

Jumat, 18 Juli 2025 - 17:07 WITA

[Opini] Tubuh kalian bukan tanah kolonial, Pikiran kalian Bukan pula Budak Patriarki

Kamis, 17 Juli 2025 - 23:56 WITA

[Opini] Wajah Kampus Hari Ini: Sepi Pemikiran, Sibuk Formalitas

Kamis, 17 Juli 2025 - 23:23 WITA

[Opini] Genosida Biological Diversity

Rabu, 16 Juli 2025 - 19:41 WITA

[Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama

Berita Terbaru

Potret sekelompok orang sedang berkomunikasi, (Foto: Int.)

Opini

Seni Berbicara, Kemampuan Persuasif dalam Berkomunikasi

Jumat, 18 Jul 2025 - 17:13 WITA

Surat edaran Rektor UNM mengenai perpanjangan batas waktu pembayaran UKT, (Foto: Ist.)

Info Akademik

Tenggat Pembayaran UKT Semester Gasal Diperpanjang hingga Akhir Juli

Jumat, 18 Jul 2025 - 16:52 WITA

Potret Muhammad Ryaas Risyady, (Foto: Ist.)

Opini

[Opini] Genosida Biological Diversity

Kamis, 17 Jul 2025 - 23:23 WITA