PROFESI-UNM.COM – Suasana hangat dan penuh keakraban masih terasa di berbagai penjuru Tanah Air meski perayaan Idul Adha telah usai. Masyarakat memanfaatkan momen pascaperayaan hari besar Islam tersebut untuk mempererat tali silaturahmi, baik antar anggota keluarga, tetangga, maupun sesama umat.
Tradisi berkumpul dan saling bermaafan terus dijaga, meskipun Idul Adha umumnya lebih dikenal dengan ibadah kurban dan pelaksanaan haji. Di sejumlah daerah, kegiatan halal bihalal dan kunjungan ke rumah kerabat menjadi pemandangan yang lazim dijumpai. Tak sedikit warga yang sengaja pulang ke kampung halaman demi bisa merajut kembali hubungan kekeluargaan yang sempat renggang akibat rutinitas sehari-hari.
Di tingkat lingkungan, kegiatan kebersamaan juga tampak hidup. Warga RT hingga komunitas masjid menggelar makan bersama dengan hidangan khas olahan daging kurban. Acara tersebut bukan hanya menjadi ajang mencicipi masakan tradisional, tetapi juga memperkuat interaksi sosial dan mempererat kebersamaan antarwarga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah proses penyembelihan kurban selesai, kami mengadakan makan bersama di masjid. Ini sudah jadi tradisi setiap tahun dan selalu ditunggu-tunggu warga,” ujar Hasanuddin, pengurus masjid nurul iman pangkep.
Sementara itu, di tengah kesibukan dan keterbatasan jarak, sebagian masyarakat tetap berupaya menjalin silaturahmi secara virtual. Panggilan video dan pesan singkat menjadi alternatif untuk saling menyapa dan menyampaikan ucapan Idul Adha kepada kerabat jauh.
Ulama dan tokoh masyarakat turut mengapresiasi semangat kebersamaan yang terus dijaga pasca-Idul Adha. Menurut mereka, silaturahmi bukan hanya tradisi, tetapi bagian dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antarsesama manusia.
“Idul Adha bukan hanya tentang kurban secara fisik, tetapi juga kurban ego dan memperkuat ikatan hati. Itulah esensi silaturahmi,” ungkap rahman selaku khatib di masjid
Semangat untuk mempererat silaturahmi pascaperayaan Idul Adha mencerminkan nilai-nilai luhur Islam yang terus hidup dalam masyarakat Indonesia. Dalam peluk hangat dan senyum tulus, tersimpan harapan akan kehidupan sosial yang lebih harmonis dan saling peduli, di tengah dunia yang kian cepat berubah.
*Reporter: M. Zaky Asryan. A