PROFESI-UNM.COM – Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menyampaikan keluhan terkait kesulitan mengakses website si-nilai, platform baru yang digunakan untuk melihat nilai akademik mahasiswa. Website ini hanya dapat terakses melalui jaringan internet kampus, yang menyulitkan banyak mahasiswa, terutama mereka yang berada di luar lingkungan kampus.
Si-nilai merupakan sistem pengganti dari platform lama yang bertujuan untuk memudahkan pengecekan nilai secara daring dan terpusat. Namun, kebijakan pembatasan akses hanya lewat jaringan internal UNM menuai kritik dari kalangan mahasiswa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Banyak dari mereka merasa rugi karena tidak bisa memantau nilai mereka dengan leluasa, terutama pada masa liburan atau saat tidak berada di kampus.
Salah satu mahasiswa fakultas bahasa dan sastra sekaligus mahasiswa rantauan, Nia (nama samaran) mengungkap bahwa dirinya merasa kesulitan dan kesal dengan kebijakan akses yang hanya bisa dilakukan di kampus.
“Saya merasa cukup kesusahan dan sedikit kesal dengan kebijakan akses si-nilai yang hanya bisa dilakukan di dalam kampus. Sebagai mahasiswa rantauan, saat masa libur saya biasanya pulang ke kampung halaman,” ungkapnya.
Keluhan serupa juga datang dari mahasiswa lainnya, Lala (nama samaran) merasa keputusan tersebut mengganggu kenyamanan dalam mengakses informasi akademik. Ia merasa sulit karena harus ke kampus apabila ingin mengecek nilai mata kuliah.
Universitas Negeri Makassar Umumkan Jadwal UAS dan Penginputan Nilai Semester Genap
“Saat tahu kalau si-nilai tidak bisa terakses lagi dari rumah atau luar kampus menggunakan jaringan pribadi, saya merasa sedikit kecewa. Soalnya sekarang harus datang ke kampus dan pakai jaringan kampus, jadi tidak se fleksibel seperti sebelumnya,” katanya.
Menurut mahasiswa, kebijakan ini seharusnya bisa terkaji ulang dengan mempertimbangkan kondisi seluruh mahasiswa UNM yang tidak semuanya tinggal di sekitar kampus. Mereka menyayangkan pembatasan akses informasi yang justru menjadi hambatan baru di tengah era digitalisasi pendidikan.
Nia merasa keputusan tersebut kurang bijak dan terkesan ketinggalan zaman. Ia berharap agar pihak kampus dapat meningkatkan sistem keamanan website kampus tanpa membatasi akses pada satu titik lokasi saja.
“Saya berharap pihak kampus bisa meningkatkan sistem keamanan website SI-Nilai tanpa harus membatasi akses hanya di lingkungan kampus. Seharusnya, teknologi justru bermanfaat untuk memudahkan mahasiswa, bukan membatasi,” harapnya. (*)
*Reporter: Insyiraah Putri Aeni Hs