
PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) dan Universitas Indonesia Timur (UIT) berkolaborasi dalam kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan tersebut dilaksanakan di SD Negeri Labbakkang, Kecamatan Bajeng, Senin (16/10).
Ketua panitia, Andi Thahirah Annisa Zuhra Menjelaskan bahwa kolaborasi antara UNM dan UIT ini berawal dari Program Kampus Mengajar 6. Mahasiswa tersebut mengusung berbagai ide yang kemudian dituangkan menjadi suatu program kerja.
“Kolaborasi ini berawal dari Kampus Mengajar, kebetulan kami semua dapat di sekolah ini, SD Negeri Labbakkang. Jadi kami semua mengusulkan beberapa ide yang mencakup P5. Ide-ide tersebut kami rampungkan menjadi beberapa program kerja yang bermanfaat nantinya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, Ia juga menjelaskan bahwa tujuan dilaksanakan program ini agar siswa-siswi dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila melalui proyek-proyek yang dilaksanakan. Sehingga dimasa depan mereka menjadi pelajar yang peduli terhadap persatuan.
“Tujuan utama proyek ini supaya pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila, supaya mereka dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, siswa dapat menjadi pelajar yang lebih baik dan lebih peduli terhadap persatuan dan kerukunan,” lanjutnya.
Ila sapaannya, juga mengungkapkan, bahwa program-program P5 yang diterapkan mencakup dari SDGS (Sutainable Development Goals), kelas menggambar, kelas menari, kelas drama sejarah, hingga pelaksanaan Market Day sehari. Program-program ini bertujuan untuk mendorong perkembangan bakat dan kreativitas siswa, serta memberikan pemahaman yang lebih luas tentang isu-isu global yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan.
“Ada program SDGS yang mencakup pemanfaatan barang bekas. Selain itu, kami melaksanakan kegiatan menanam dan merawat tanaman sebagai simbol penghargaan terhadap alam, kelas menggambar dan mewarnai untuk mengembangkan kreativitas, kelas tari untuk mempromosikan seni dan budaya, serta kelas sejarah untuk memahami sejarah bangsa. Proyek ini juga mencakup acara Market Day yang melibatkan siswa dalam kegiatan ekonomi.” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ada juga beberapa tantangan yang dihadapi selama menjalankan program tersebut. Mulai dari sumber daya dan juga waktu yang dibutuhkan.
“Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan sumber daya dan waktu. Kami mengatasi ini dengan merancang program-program yang efektif dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan bijak, serta merencanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang memungkinkan,” jelasnya.
Terakhir, mahasiswa jurusan Ilmu Hukum tersebut berharap kedepannya lebih banyak memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan pemahaman pelajar terhadap nilai-nilai Pancasila. Upaya ini diharapkan mampu untuk membantu memperkuat kesadaran dan berkarakter bangsa.
“Mahasiswa memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan nilai-nilai Pancasila di Indonesia. Saya harap, mahasiswa yang lain juga menerapkan hal serupa, karena hal ini akan membantu memperkuat moral dan karakter bangsa,” ujarnya. (*)
*Reporter : Sunan Jaya/Editor: Muh. Akbar