Ketua HMJ Penjaskesrek, Erwin mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Asdos yang berinisal IP itu sangat tidak rasional. Pasalnya hanya persoalan mahasiswa melakukan aksi memperingati Insting 13 November, mereka langsung dikeluarkan dari kelas.
“Ini seakan-akan mahasiswa dituntut untuk bungkam,” katanya saat ditemui di FIK, Kamis (16/11).
Aksi yang mereka lakukan tidak berlangsung lama. Pasalnya, semua pimpinan fakultas saat itu, tidak berada di kampus. Sehingga hanya salah satu dosen yang menanggapi dan menjanjikan untuk melakukan dialog bersama pimpinan.
“Kami akan selalu sikapi ini. Jangan sampai merembes ke dosen yang lain juga, hanya karena tindakan itu Asdos,” jelasnya.
Persoalan aksi peringatan Insting, kata Erwin, mahasiswa tidak melakukan tindakan anarkis. Mereka hanya sekadar melakukan orasi peringatan Insiden tiga belas November Gunung Sari.
Terdapat dua tuntutan utama yang mereka layangkan saat aksi. Apabila salah satu dari tuntutan mereka tidak dipenuhi, ia akan melanjutkan aksi ke universitas.
1. Memberhentikan oknum asdos untuk mengajar di FIK UNM yang telah merebut hak mahasiswa untuk melaksanakan proses pembelajaran.
2. Menuntut oknum Asdos yang telah merebut hak mahasiswa untuk meminta maaf secara langsung di depan umum dan disaksikan oleh media.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada konfirmasi dari Asdos dan pimpinan fakultas. (*)