
PROFESI-UNM.COM – Dua tahun lalu, Muhammad Kusdianto Frans, Mahasiswa Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM ini sudah kenyang dengan cibiran orang. Berat badannya kerap menjadi sorotan.
“Jangan mimpi jadi model kalau jelek badanmu,” ujar Kusdi menirukan pandangan remeh dari orang sekitarnya.
Tak ingin terpuruk karena keadaan tersebut, Kusdi bertekad menurunkan berat badan. Berbagai cara diterapkan oleh Kusdi, dari menjaga pola makan, olahraga pagi dan sore, puasa senin-kamis, hingga puasa daud. Berkat usaha tekunnya, ia pun berhasil menurunkan berat badannya. Kusdi pun mengawali karir modelingnya pada tahun 2015. Usahanya membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Duta Seni Mahasiswa Sulsel pada Peksiminas 2016 pun berhasil diraihnya. Setelah gelar tersebut, Kusdi semakin terpacu untuk terus terjun ke dunia modeling. Terakhir, ia terpilih menjadi Mister Teen 2017 mewakili Sulawesi Tenggara pada malam penghargaan, Sabtu, (4/3) lalu.
“Alhamdulillah saya terpilih menjadi perwakilan Sulawesi Tenggara, setelah kemarin sudah lalui beberapa tahap,” tuturnya.
Menjadi Mister Teen sebenarnya telah menjadi impian Kusdi sejak 2016. Namun takdir baik belum berpihak padanya di tahun itu. Di audisi Mister Teen Indonesia 2016, ia bahkan nyaris tertipu oleh Direktur Pelaksana Regional Sulawesi Selatan.
“Waktu itu saya kan masih baru saya tidak tahu apa-apa. Ternyata lama-kelamaan dia dekati saya punya maksud negatif,” tuturnya.
Tidak lama setelah kejadian itu, Direktur Regional tersebut ditangkap oleh pihak kepolisian karena tersangkut beberapa kasus. Lepas dari kejadian itu, di tahun 2017 ia kemudian mencoba untuk mendaftar lagi. Langkahnya kembali tersendat sebab Mister Teen Indonesia wakil Sulawesi Selatan telah terpilih. Pantang menyerah, ia kembali ditawari oleh beberapa oknum untuk menjadi perwakilan berbagai Provinsi.
Syaratnya, ia harus membayar dengan jumlah yang cukup besar. Merasa terlalu berat, ia mencoba menggali informasi ke beberapa teman. Lelaki Asal Makassar ini lalu ditawari untuk mengikuti audisi secara online. Ia pun berhasil lulus mejadi perwakilan Sulawesi Tenggara.
“Setelah melalui beberapa tahap seperti mengirim formulir, profil, public speaking dengan menggunakan bahasa Asing ternyata saya lulus untuk wakili Sulawesi Tenggara, kemudian saya kirimkan beberapa syarat dan ketentuan yang diminta,” jelasnya.
Mahasiswa angkatan 2015 ini pun merasa bersyukur sekaligus bangga bisa ikut dalam kompetisi di Sulawesi Tenggara itu. “Bukan berarti saya tidak bisa banggakan kampus, bagaimana pun saya tetap bawa nama almamater ke sana,” bebernya.
Prestasi demi prestasi yang telah diraih oleh Kusdi menyadarkannya bahwa tak ada hal yang bisa diperoleh secara instan.“Kalau memang orang mau sukses harus berjuang, tidak bisa langsung ambil enaknya, mau bayar sekian,” pesannya.
Saat ini, Kusdi pun tengah melakukan persiapan untuk berkompetisi pada Mister Teen Indonesia 2017. Pemilihan duta remaja tingkat nasional itu akan digelar di Makassar,Sabtu (20/5) mendatang. (*)
*Tulisan ini terbit di Tabloid Profesi Edisi 212