
PROFESI-UNM.COM – Di zaman sekarang, media sosial memang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dari bangun tidur sampai sebelum tidur lagi, kecanduan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas harian dan menimbulkan berbagai dampak negatif.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap media sosial, salah satunya dengan membatasi waktu penggunaan. Kita bisa membuat batasan waktu penggunaan HP setiap hari, misalnya hanya 1 jam untuk membuka media sosial.
Selain itu, menonaktifkan notifikasi juga dapat membantu kita lebih jarang melihat HP, agar tidak terus-terusan terdistraksi oleh notifikasi dari aplikasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mencari kegiatan lain yang lebih bermanfaat juga bisa membantu mengurangi keinginan untuk terus berinteraksi dengan medsos. Cobalah melakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan sosmed, seperti melakukan kegiatan bermanfaat, misalnya hobi membaca buku, menggambar, memasak, atau bahkan olahraga ringan.
Tips Menghindari Toxic Productivity
Langkah selanjutnya adalah dengan mengobrol langsung dengan orang lain. Daripada chatting terus-menerus, kita bisa mencoba untuk berbicara langsung. Interaksi secara langsung sering kali terasa lebih menyenangkan dan lebih akrab daripada melalui media sosial. Hal ini dapat mengurangi penggunaan media sosial secara perlahan.
Saat sedang melakukan kegiatan, sebaiknya jauhkan HP agar bisa lebih fokus. Misalnya, simpan di laci atau letakkan di ruangan lain. Dengan begitu, kita tidak akan mudah tergoda untuk terus membuka HP setiap beberapa menit.
Selanjutnya, penting untuk menyadari dampaknya. Langkah awal untuk mengurangi kecanduan adalah dengan menyadari dampak negatifnya. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu waktu belajar, menurunkan produktivitas kerja, dan memengaruhi kualitas tidur. Jika terus dibiarkan, hal ini dapat berdampak pada kesehatan mental serta menurunnya kualitas kehidupan sosial.
Kesadaran terhadap dampak tersebut menjadi kunci penting dalam membangun motivasi untuk berubah. Dengan memahami konsekuensi dari kebiasaan tersebut, kita akan lebih terdorong untuk mulai mengatur ulang pola penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. (*)
*Reporter: Eka Septi Irianti