
PROFESI-UNM.COM – Prinsip.id adalah komunitas pendidikan yang terbentuk di Universitas Negeri Makassar (UNM) pada masa kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (BEM FIP) UNM Periode 2020/2021 melalui Bidang Sosial dan Politik. Saat ini, komunitas tersebut akan melaksanakan pengabdian pendidikan di SD Negeri 35 Lannying, Bantaeng. Mengusung tema CIRCLE (Cipta Rasa dan Cinte lewat Edukasi), kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama sembilan hari, yakni pada tanggal 26 Januari sampai 4 Februari 2024.
Founder Prinsip.id, Jabal Nur mengatakan terbentukannya komunitas tersebut berangkat dari kegatan bakti sosial pendidikan yang merupakan agenda proker BEM. Hingga kini Prinsip.id telah melaksanakan program pengabdan serupa di bidang pendidikan di beberapa tempat di Sulawesi Selatan seperti Maros, Bantaeng, Gowa, dan Makassar
“Saya pada saat itu sebagai ketua bidang (kabid) di BEM FIP, hingga saat ini meski tidak lagi dinaungi BEM FIP dan menjadi komunitas independen,” katanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sukarelawan yang akan melakukan pengabdian di Bantaeng terdiri dari delapan fakultas. Peserta yang diberangkatkan adalah volunteer gelombang kedua, karena pada saat pembukaan pendaftaran peserta lulus sejumlah 100 orang dari 180 pendaftar. Sehingga, 50 volunteer pada pertengahan tahun lalu sudah diberangkatkan ke Maros untuk gelombang pertama. Sekarang, 50 volunteer akan diberangkatkan pada gelombang kedua tahun ini.
Jabal (sapaannya) mengatakan alasan memilih lokasi pengabdian tersebut karena menyadari kualitas pendidikan masih belum merata di Indonesia utamanya dibagian tengah dan timur. Salah satunya di daerah Sulawesi Selatan dimana masih banyak menemukan masalah pendidikan, seperti kualitas dan kompenstensi guru yang rendah, kurangnya fasilitas, akses internet, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu ada aksi nyata untuk ikut berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan. Bantaeng menjadi lokasi yang dipilih untuk pengabdian, karena sama halnya dengan kondisi pelosok yang lain ditempat ini masih serba kekurangan.
“Masalah seperti fasilitas, kurangnya tenaga pendidik, dan rendangnya minat belajar adalah masalah yang ditemukan di lapangan pada saat cek lokasi. Oleh karena, itu perlu ada gerakan yang diinisasi oleh komunitas kami agar dapat membantu para siswa merasakan pengalaman belajar yang akan dibawakan oleh para calon guru dalam hal ini mahasiswa UNM sebagai kampus pencetak guru terbaik di Indonesia Tengah,” tambahnya.
Terakhir, Ia berharap kegiatan tersbeut dapat menjadi bagian dari proses upgrade diri para volunteer sebagai calon guru masa depan, dengan langsung terjun ke sekolah pelosok untuk ikut merasakan masalah pendidikan dan berpikir upaya atau solusi yang bisa mereka lakukan terhadap masalah pendidikan.
“Tentu kami akan berupaya memfasilitasi para mahasiswa yang bercita-cita menjadi pendidik, dengan menjadi volunteer sebagai wujud pengabdian untuk Indonesia dengan peningkatan skills mengajar, menumbuhkan rasa empati yang tinggi, dan membantu siswa pelosok untuk semangat melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi,” harapnya. (*)
*Reporter: Iyasnur Eynil