PROFESI-UNM.COM – Memulai perkuliahan di Universitas Hasanuddin (Unhas) Jurusan Teknik Mesin pada tahun 1986 hingga 1994, terbilang sangat lama untuk menyelesaikan strata satu, namun itu semua tak membuat Andi Muhammad Idhkan atau yang akrab disapa Idham putus asa akan hidupnya. Idham mempunyai alasan yang cukup masuk akal dengan menyelesaikan pendidikannya selama delapan tahun.
Selama duduk di bangku kuliah, Idham kerap kali mendapatkan proyek bersama dosennya, yang di mana, hasilnya Ia kumpulkan untuk meringankan beban orang tua dan membayar biaya kuliah pada zamannya. Setelah menyelesaikan studinya, Idham merantau ke DKI Jakarta untuk mengadu nasib. Idham memutuskan untuk kembali ke Makassar karena pada saat itu, Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sekarang Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka pendaftaran tenaga pengajar (dosen). Idham mencoba mendaftar karena pada saat itu IKIP dan akhirnya di terima menjadi dosen.
Saat menjadi dosen di IKIP, Idham di gaji Rp80.000/bulan. Saat setelah menjadi dosen tahun 1997 Idham kembali mendapatkan proyek yang di mana membuat Ia tidak aktif mengajar di kampus, sampai akhirnya ditegur dan kembali mengajar. Pada saat tahun 2000 kementrian Pendidikan mengeluarkan aturan bahwa seluruh dosen harus melanjutkan Pendidikan hingga jenjang strata dua. Idham melanjutkan S2 nya di Unhas Jurusan Teknik Mesin hingga selesai tahun 2004. Tahun 2010 Idham memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke strata tiga (S3) di Program Pascasarjana UNM pada Program Studi Ilmu Pendidikan.
Sebelum memulai karirnya menjadi dosen, Idham bekerja di perusahaan yang gajinya diatas gaji dosen pada saat itu, namun atas permintaan sang Ibunda “ibu saya berkata, kalau orang jadi guru atau dosen, surga tempatnya. Maksudnya kenapa surga? Kau ini memberikan ilmumu kepada orang. Tanpa kau sadari itu amal jariyah kalau dicatat”. Saat kalimat itulah Idham melanjutkan karirnya di dunia pendidikan dan meninggalkan perusahaan tempat Ia bekerja.
Idham memulai karirnya menjadi dosen di UNM pada Desember 1994, kemudian menjadi Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin pada 2005 hingga 2007. Ia juga menjadi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WD 3) Fakultas Teknik tahun 2008 hingga 2012. Tahun 2016 Ia menjadi Satuan Pengawas Internal UNM. Tahun 2021 hingga 2024 Idham diangkat menjadi ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) PTN se-Indonesia. Saat ini Idham juga memegang jabatan yang cukup penting di UNM yaitu Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR 3).
Sejak lima tahun terakhir, Idham berhasil mempublikasikan penelitian-penelitiannya di bidang pendidikan, seperti pendidikan bidang perusahaan, vokasi dengan berbagai model pembelajaran dengan memasukkan modus training untuk proses penelitiannya. “Khusus untuk lima tahun terakhir, setelah saya selesai 2015. Penelitian saya fokus kependidikan. Tapi penelitiannya itu pendidikan di bidang perusahaan, vokasi, dengan model-model pembelajaran, karena kemarin di observasi, saya coba menumpangkan namanya modus training,” jelasnya.
Lanjut, dalam salah satu penelitiannya tentang bidang keteknikan wirausaha, Idham membuat memadukan dua hal tersebut antara ilmu teknik dan berwirausaha, dengan output engineer bisa paham mengenai wirausaha dan mengkolaborasikannya. di kehidupan masing-masing. “Jadi arahnya ke bidang pendidikan dan ilmu bisnis, karena keilmuan saya di guru besar itu kan Ilmu Pendidikan Teknik. Saya dalam ruang Pendidikan. Artinya saya harus melakukan desain penelitian pengabdian, itu harusnya berada pada level tersebut, bagaimana memadukan pendidikan dengan ketkinikam, artinya inovasi lah,” tutur Pria kelahiran Sinjai ini. Saat ini, Idham yang menjabat sebagai WR 3 berhasil mengembalikan Lembaga Kemahasiswaan tingkat Universitas yang telah bertahun-tahun mati. Dengan bekal pengalaman menjadi Wakil Dekan bidang Kemahasiswan dan Alumni Fakultas Teknik, Ia berhasil mengembalikan BEM U dan Maperwa yang sempat mati suri selama empat tahun terakhir.
Terakhir, Idham menyampaikan tantangan yang harus Ia lewati selama mengemban Amanah yang besar
ini, Ia harus bisa bersama-sama dengan mahasiswa memajukan kampus orange ini, karena tanpa dukungan dari mereka akar-akar permasalahan tidak aka nada ujungnya. “Itu tantangannya tapi mudah-mudahan kita bisa lewati. Tantangan dalam jabatan itu kan sebenarnya tidak diukur dari berhasilnya seorang pejabat di bidangnya menangani tidak. Tapi itu adalah bagian dari kita mengatasi masalah. Saya selalu bicara saya selalu butuh dukungan dari civitas akademika karena kalau kita bekerja masing-masing tidak selesai ini persoalan,” tuturnya.
Profil Diri
Nama : Prof. Dr. Ir. A. Muhammad Idkhan, S.T., M.T., IPM
Tempat dan Tgl : Lahir Sinjai 7 Oktober
Pendidikan :
– SD Pembangunan III Tauladan Sudirman Makassar
– SMP Negeri 10 Makassar • SMA Negeri 8 Makassar
– Strata Satu pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin (1994)
– Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin program Studi Teknik Mesin 2004)
– Pendidikan Doktor di Pascasarjana Universitas Negeri Makassar pada Program Studi Ilmu Pendidikan.
Riwayat Jabatan :
– Tahun 2005 – 2007 sebagai ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
– Tahun 2008 – 2012 sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Teknik UNM
– Tahun 2016 – Sekarang Sebagai Ketua Satuan Pengawas Internal UNM
– Tahun 2021 – 2024 Sebagai Ketua Satuan Pengawas Internal PTN Se Indonesia
– Tahun 2022-sekarang Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR 3) UNM (*)
*Tulisan ini telah terbit di tabloid edisi 262.