
PROFESI-UNM.COM – Andi Aslinda menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Advocation Coalition Framework dalam Perubahan Kebijakan Publik. Orasi tersebut disampaikan dalam pengukuhannya menjadi guru besar di Ballroom Teater, Menara Pinisi, pada Rabu (25/10).
Tema tersebut diangkat karena kondisi perkembangan ilmu kebijakan publik yang dihadapkan pada perubahan yang semakin kompleks. Ini menjadi tantangan bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan perubahan kebijakan sebagai alat tata kelola dalam berbagai aspek.
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UNM ini menyebut umumnya kebijakan publik hanya berlaku dalam waktu singkat karena produk kebijakan tidak selalu cocok pada keadaan suatu negara. Hal ini kemudian membuat kebijakan bisa berubah sewaktu-waktu.
“Sangat jarang suatu kebijakan publik bertahan lama seperti awal dirumuskan. Seperti di Indonesia, perubahan kebijakan kerap terjadi karna produk-produk kebijakan yang dihasilkan tidak mampu untuk diberlakukan pada setiap kondisi dan masa yang berbeda,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dosen FIS-H tersebut menuturkan ada 3 koalisi advokasi pada konsep Advocacy Coalition Framework (ACF). Ketiganya memberikan pengaruh besar terhadap kebijakan publik.
“Dalam konsep ACF terdapat 3 koalisi advokasi dalam implementasi kebijakan, yakni koalisi mayor, koalisi minor, dan policy broker,” tuturnya.
Terakhir, Aslinda menggambarkan kebijakan publik ibarat tinta berwarna yang ditaburkan di hulu sungai. Tinta tersebut menentukan warna dan kandungan sungai.
“Kebijakan publik ini seperti tinta yang dituangkan ke sungai, jika tinta tersebut berwarna merah, maka jadi merah sungai itu, dan jika tinta beracun yang dituangkan maka beracunlah sungai itu,” katanya.(*)
*Reporter: Andi Gusmaniar Irnawati