
PROFESI-UNM.COM – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Kristen (PAK) Kota Makassar melaksanakan workshop “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar”. Kegiatan workshop ini dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kota Makassar, Rabu (4/10).
Kegiatan workshop ini pun dihadiri oleh guru-guru jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Guru-guru tersebut merupakan pengampu mata pelajaran Pendidikan Guru Agama Kristen dan Budi Pekerti se-Kota Makassar.
Salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut, Patang memaparkan mengenai hasil kerja praktik kurikulum merdeka. Dosen Pendidikan Teknologi Pertanian (PTP) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) ini menjelaskan kurikulum merdeka dapat dimaknai sebagai kemerdekaan murid untuk belajar dari awal sampai akhir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digarisbawahi yaitu kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan serta bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi murid itu. Jadi dalam kurikulum, murid menjadi acuan atau ‘core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas,” paparnya.
Lebih lanjut, Patang menjelaskan urgensi kurikulum merdeka perlu segera diadaptasi dan disosialisasikan ke sekolah-sekolah. Sehingga, pihak sekolah dapat terbiasa dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
“Hal-hal ini merupakan sebagian alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu, dan bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan,” jelasnya.
Lebih Lanjut, Patang menjelaskan bahwa guru berperan penting dalam suksesnya kurikulum ini. Guru memiliki peran terutama dalam penyusunan kurikulum merdeka, diawali dengan menyusun capaian pembelajaran (CP) yang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa dan merupakan kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
“Jadi, CP ini dijabarkan dalam bentuk tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP). Oleh karena itu pemahaman guru terhadap CP, TP dan ATP menjadi sangat penting untuk dipahami dengan baik karena menjadi salah satu komponen dalam penyusunan kurikulum di satuan pendidikan,” tambahnya. (*)
*Reporter: Ahmad Husen