Mengenal Quit Quitting, Tren Bagi Gen Z?

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 10 Februari 2023 - 21:12 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESI-UNM.COM – Istilah quiet quitting ramai dibicarakan, terutama di platform media sosial TikTok. Tidak ada yang dapat memverifikasi siapa yang menciptakan istilah atau frasa ini. Istilah ini populer sejak pertengahan 2022 dan digandrungi oleh para generasi Z.

Quiet quitting sendiri merupakan sebuah konsep di mana karyawan lebih memilih untuk bekerja secara cukup atau “seperlunya” sesuai cakupan tanggung jawab dan tingkatan gaji. Tujuan quiet quitting untuk menciptakan work-life balance yang ideal, serta menerapkan batas antara kehidupan pribadi dan profesional. Tak dipungkiri, quiet quitting dapat memberikan kesempatan bagi pekerja untuk menikmati hidup di luar dunia kerja yang merupakan kewajibannya.

Baca Juga Berita :  LDF SC AL-Furqan BEM FIS-H UNM Gelar Seminar Nasional

Menurut penelitian Gallup (2022), hampir 50% karyawan di Amerika Serikat ingin melakukan quiet quitting. Akibatnya, 32% dari karyawan tersebut mengalami penurunan keterlibatan sedangkan 18% dari mereka tetap terlibat aktif di perusahaan. Gallup menemukan bahwa angka tersebut didominasi oleh karyawan muda di bawah umur 35 tahun. Gen Z merasa bahwa perusahaan tidak peduli atas kehidupan pribadi maupun kariernya sehingga mereka terdorong untuk melakukan quiet quitting.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berikut adalah beberapa alasan lain yang menimbulkan prinsip kerja quiet quitting:

Baca Juga Berita :  [Profesi Wiki] Mengenal Sejarah Ruang dan Waktu

1. Karyawan yang terlalu lelah karena beban kerja yang tak proporsional.
2. Karyawan menjadi takut karena sewaktu-waktu bisa dilimpahkan pekerjaan tambahan.
3. Banyak pegawai yang mulai bosan dengan pekerjaan yang terasa stagnan.
4. Pekerja merasa kurang punya waktu luang untuk kehidupan pribadi.
5. Karyawan menganggap bahwa jerih payahnya hanya menguntungkan perusahaan.

Bagi mereka yang menjalankan quiet quitting, kesehatan mental adalah yang utama. Jenjang karier dan promosi jabatan tidak lagi menjadi prioritas. Kalau menurutmu gimana? (*)

*Reporter: Nur Arrum Suci Katili

Berita Terkait

Dana Kuliah Terancam Naik?
Seni Berkuliah: Memaksimalkan Potensi Akademik dan Pribadi
Tips Jitu Imbangkan Kuliah dan Kehidupan Sosial Mahasiswa
Tips Menghadapi Perkuliahan dan Perjalanan Kampus di Tengah Hujan Deras
Tips Sukses Gen Z di Era Digital: Menavigasi Karier, Produktivitas, dan Gaya Hidup
Menjadi Ketua Tingkat yang Baik Juga Ada Tipsnya
Resolusi 2025 Langkah Nyata Menuju Perubahan Besar
Beasiswa LPDP Tahun 2025 Telah Dibuka
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Februari 2025 - 13:02 WITA

Dana Kuliah Terancam Naik?

Jumat, 7 Februari 2025 - 23:44 WITA

Seni Berkuliah: Memaksimalkan Potensi Akademik dan Pribadi

Jumat, 7 Februari 2025 - 22:33 WITA

Tips Jitu Imbangkan Kuliah dan Kehidupan Sosial Mahasiswa

Sabtu, 1 Februari 2025 - 12:08 WITA

Tips Menghadapi Perkuliahan dan Perjalanan Kampus di Tengah Hujan Deras

Sabtu, 1 Februari 2025 - 11:40 WITA

Tips Sukses Gen Z di Era Digital: Menavigasi Karier, Produktivitas, dan Gaya Hidup

Berita Terbaru

Tabloid Pengumuman SNBT 2025

E-Tabloid

Tabloid Edisi Pengumuman SNBT 2025

Sabtu, 31 Mei 2025 - 16:56 WITA

Potret gedung pinisi Universitas Negeri Makassar, (Foto: Int.)

Info Akademik

Pendaftaran Mandiri UNM Telah Dibuka, Simak Syarat dan Ketentuannya

Jumat, 30 Mei 2025 - 22:00 WITA

Ilustrasi idul adha, (Foto: Int.)

PROFESI WIKI

Sambut Idul Adha dengan Amal dan Sunah

Jumat, 30 Mei 2025 - 21:38 WITA