
PROFESI-UNM.COM – Sejumlah mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) yang berasal dari berbagai jurusan melakukan aksi dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia dan sebagai puncak dari kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Seruan aksi ini berlangsung di Fly Over Selasa, (10/12).
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menegaskan keadilan bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan dan menuntut agar pemerintah bertanggung jawab atas impunitas yang terjadi di negara ini. Selain itu, kelompok luar seperti Federasi Mahasiswa Nasional (FMN) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon UMI juga ikut bergabung dalam demonstrasi tersebut.
Lana, salah satu peserta dari Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H), mengungkapkan bahwa misi mereka adalah untuk mengadvokasi keadilan bagi perempuan di Indonesia yang sering terjerat dalam kekerasan, yang bisa mengakibatkan trauma mendalam dan bahkan memicu niat untuk bunuh diri.
“Kami ingin mengupayakan keadilan bagi perempuan di Indonesia, karena banyak dari mereka yang mengalami kekerasan yang menimbulkan trauma serius. Terkadang, hal ini membuat mereka merasa putus asa hingga berujung pada niat bunuh diri,” ungkapnya.
Kegiatan ini berfungsi sebagai seruan untuk mengakhiri impunitas dan mendesak pemerintah agar lebih serius dalam menjaga hak-hak perempuan. Para demonstran meminta agar negara memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi masyarakat dari kekerasan dan diskriminasi, serta mereformasi sistem hukum agar perempuan mendapatkan perlindungan yang seharusnya.
Ia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk segera memperbaharui kebijakan yang berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia, terutama kekerasan terhadap perempuan, serta memastikan adanya penegakan hukum yang tegas terhadap pelakunya.
“Pemerintah perlu memperbaiki peraturan yang ada terkait pelanggaran HAM. Indonesia mengklaim sebagai negara yang berlandaskan hukum, namun sering kali pelanggaran HAM terhadap perempuan dibiarkan tanpa tindakan. Kami berprotes untuk menuntut keadilan dan mendorong pemerintah merumuskan kebijakan yang lebih baik serta menghargai hak-hak perempuan,” ungkapnya.(*)
*Reporter: Nurul Aenun Mardia/Editor: Angnis Arimayanti