
PROFESI-UNM.COM – Penangkapan sejumlah Mahasiswa UNM oleh Aparat Kepolisian pada Rabu (1/5) lalu mengakibatkan sejumlah Mahasiswa luka memar dan berdarah. Hasbi Assidiq selaku pendamping hukum LBH Makassar mengatakan bahwa tindakan aparat kepolisian tersebut adalah tindakan yang melawan hukum.
Aparat memasuki area kampus dengan menembakkan gas air mata serta menangkap Mahasiswa secara acak. Hal itu dikarenakan mereka mengindikasi pelaku pembakaran ban di depan Kampus UNM Gunung Sari adalah Mahasiswa BEM FIS-H.
“Tindakan yang dilakukan Aparat Kepolisian adalah perbuatan melawan hukum, masuk ke dalam kampus, melakukan berbagai tindakan kekerasan, menangkap Mahasiswa secara acak mencerminkan tindakan Kepolisian yang tidak profesional. Tembakan gas air mata ke arah kampus, juga merupakan
penggunaan kekuatan secara berlebihan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kampus sebagai institusi pendidikan seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan bebas dari kekerasan. Sayangnya, tindakan aparat kepolisian yang tidak memiliki alasan yang jelas dan perhitungan yang sesuai telah melanggar hal tersebut.
Lebih lanjut, Hasbi mengatakan bahwa aparat tersebut harus ditindak secara tegas. Penggunaan kekuatan secara berlebihan yang mengakibatkan mahasiswa terluka harus di pertanggungjawaban agar kejadian serupa tak terulang lagi.
“Kami menuntut Kepolisian Daerah Sulsel untuk mengevaluasi aparat yang terlibat dalam pengamanan. Semua yang menggunakan kekuatan secara berlebihan memukuli mahasiswa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hal ini penting agar peristiwa tersebut tidak berulang,” katanya. (*)
*Reporter: Ulfa Zahirah Sudirman