
PROFESI-UNM.COM – Kejadian ini bermula pada saat pembubaran aksi terkait RUU Pilkada di depan DPRD Sulawesi Selatan, mahasiswa UNM diarahkan untuk kembali pulang ke kampus gunung sari.
Kericuhan terjadi pada saat menjelang magrib di depan menara pinisi UNM. Dahlan selaku kepala keamanan UNM mengungkapkan bahwa kejadian tersebut bermula pada saat sekelompok orang berbaju hitam datang dan memblokade jalan.
“Pada saat naik salat magrib saya melihat ada kelompok-kelompok yang memakai baju hitam datang dan tidak satupun dari orang tersebut yang saya kenal,” Ungkapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dahlan menjelaskan bahwasanya kelompok-kelompok ini memakai topeng dan berusaha untuk memancing kericuhan serta melakukan provokasi warga.
“Masalahnya mereka memakai topeng, pake kupluk bahkan ada yang hanya mata dan telinga yang terlihat, slalu memprovokasi,” jelasnya.
Di sisi lain kelompok yang tidak diketahui asal usulnya ini juga menutup jalan serta, hingga akhirnya warga mulai merasa jenuh sebab kemacetan yang terjadi.
“Mereka menutup jalan di sebelah (jalan pendidikan) mulai warga yang mau lewat jenuh,” katanya.
“Keresahan warga itu sebenarnya keinginan untuk pulang, sehingga tidak bisa tertahan terpaksa harus masuk dan menyerang,” tambahnya. (*)
(*) Reporter: A. Nur Ainun