PROFESI-UNM.COM – Sosok Andi Aslinda dikenal sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Negeri Makassar (UNM) yang tegas namun tetap hangat. Perempuan kelahiran Pinrang ini tak hanya menapaki karier akademik dengan gemilang, tapi juga membawa semangat pengabdian hingga pelosok dan pulau-pulau di Sulawesi Selatan.
Kisah Aslinda
Di balik berbagai jabatan strategis yang diemban, Aslinda memiliki kisah yang menginspirasi. Ia merupakan satu-satunya siswa dari Kabupaten Pinrang pada angkatan 1988 yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). “Waktu saya masih di Kabupaten Pinrang, saya satu-satunya di angkatan 1988 yang lulus tanpa tes lewat jalur PMDK,” ungkapnya dengan bangga.
Kecintaannya pada dunia pendidikan terus berlanjut. Setelah menyelesaikan studi S1 di Ilmu Pemerintahan UNHAS, ia melanjutkan studi S2 dan S3 pada bidang Administrasi Publik di kampus yang sama. Tak hanya berkiprah di UNM, Aslinda juga membina sebuah perguruan tinggi swasta di Tamalan Ria yang fokus pada bidang perikanan, hukum, dan hukum bisnis, termasuk membuka program S2. Di kampus itu, ia menjabat sebagai ketua yayasan.
WR 1 Harap Lulusan PPG Tebar Manfaat Bagi Generasi
Apa yang membuat kiprah akademiknya berbeda adalah misi sosial yang dibawanya. “Banyak mahasiswa dari pulau yang saya sekolahkan. Misi saya adalah memutus mata rantai kemiskinan masyarakat kepulauan melalui pendidikan,” ujarnya. Atas dedikasinya tersebut, ia pernah menerima penghargaan sebagai perempuan inspiratif. Program beasiswa dan bantuan pendidikan yang ia jalankan terus berlangsung hingga kini.
Tak hanya intelektual, Prof. Aslinda juga seorang seniman. Ia menguasai berbagai jenis tari tradisional dan aktif melatih, baik saat KKN maupun dalam kegiatan kemasyarakatan. “Saya bisa semua jenis tari tradisional. Waktu KKN, saya melatih masyarakat di daerah untuk menari,” ceritanya. Bahkan, ia kerap melatih anak-anak dan ibu-ibu Dharma Wanita dalam seni pertunjukan.
Harapan Aslinda untuk UNM
Dalam hal kepemimpinan akademik, Aslinda dikenal sebagai penggerak utama peningkatan mutu di UNM. Ia aktif mendorong pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), perbaikan kurikulum, hingga digitalisasi sistem akademik. Visi yang ia bawa adalah UNM yang lebih humanis, tertib, dan disiplin. “Harapan saya untuk UNM ke depan adalah menjadi lebih baik. Harus lebih humanis, lebih teratur, dan disiplin,” katanya saat wawancara dengan awak Profesi, Rabu (12/3).
Sebagai putri dari seorang birokrat yang pernah menjabat camat dan bekerja di inspektorat, karakter kepemimpinan Prof. Aslinda tumbuh dari rumah. Kini, ia tak hanya menjadi panutan di kampus, tetapi juga menjadi figur penggerak perubahan sosial melalui pendidikan.
Di tengah kesibukannya, ia tetap menjaga sisi personal. Ia menyukai warna-warna tenang seperti abu-abu dan menyenangi makanan tradisional seperti coto dan ikan. Keseimbangan antara kerja, seni, dan kehidupan sosial menjadi harmoni dalam perjalanan panjangnya.
Dengan dedikasi, pengalaman, dan hati yang besar, Andi Aslinda membuktikan bahwa akademisi bukan hanya soal gelar dan jabatan, tetapi juga tentang dampak yang ditinggalkan untuk sesama. (*)
*Reporter: Firmansyah