PROFESI-UNM.COM – Ujian Akhir Semester (UAS) kembali menjadi momok bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Bukan hanya soal materi kuliah yang padat, tetapi juga beragam kendala lain yang membuat persiapan UAS terasa berat dan penuh tekanan. Mahasiswa seakan berlomba melawan waktu dan beban yang semakin menumpuk.
Salah satu kendala terbesar adalah padatnya jadwal perkuliahan. Tugas-tugas, presentasi, dan diskusi kelompok yang menumpuk membuat waktu belajar efektif untuk UAS menjadi sangat terbatas.
Mahasiswa dituntut untuk menguasai materi yang luas dalam waktu singkat, sehingga menyebabkan stres dan kelelahan.
Beban ekonomi juga menjadi faktor yang signifikan. Banyak mahasiswa yang harus bekerja sambilan untuk membiayai kuliah dan kebutuhan hidup sehari-hari. Kondisi ini membuat mereka harus membagi waktu antara bekerja dan belajar, sehingga waktu persiapan UAS semakin tergerus.
Keterbatasan dana juga seringkali menghambat akses terhadap sumber belajar yang memadai, seperti buku referensi atau akses internet yang stabil.
Selain itu, minimnya fasilitas penunjang belajar di beberapa kampus juga menjadi masalah. Ruang belajar yang terbatas, akses internet yang lambat, dan kurangnya bimbingan dari dosen membuat proses belajar menjadi kurang optimal. Kondisi ini semakin memperberat perjuangan mahasiswa dalam menghadapi UAS.
Akibatnya, banyak mahasiswa yang merasa terbebani dan mengalami stres. Beberapa bahkan mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental akibat tekanan yang dihadapi.
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk kampus, pemerintah, dan keluarga, untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan mengurangi beban mahasiswa dalam menghadapi UAS.
Solusi yang komprehensif sangat dibutuhkan agar mahasiswa dapat fokus belajar dan meraih prestasi akademik terbaik. (*)
*Reporter: Rahmat Hidayat