
PROFESI-UNM.COM – Silaturahmi merupakan ajaran penting dalam Islam yang menekankan hubungan baik antara sesama manusia, terutama keluarga, saudara, dan teman. Di bulan Ramadan, menjaga silaturahmi menjadi semakin penting karena bulan ini adalah momen untuk mempererat hubungan dan saling memaafkan. Namun, tidak sedikit orang yang justru mengabaikan atau bahkan memutus tali silaturahmi, baik karena kesibukan, perselisihan, atau ego pribadi. Padahal, tidak menjaga silaturahmi dapat membawa berbagai dampak negatif, baik dari segi spiritual, sosial, maupun psikologis.
Secara spiritual, memutus silaturahmi dapat menghalangi seseorang dari keberkahan Ramadan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama adalah salah satu kunci untuk mendapatkan rahmat Allah. Selain itu, seseorang yang memiliki konflik atau tidak menyelesaikan perselisihan cenderung sulit mendapatkan ketenangan batin. Perasaan bersalah, dendam, atau kesal bisa membuat ibadah terasa kurang khusyuk, sehingga Ramadan yang seharusnya menjadi waktu untuk introspeksi dan memperbaiki diri justru terlewat begitu saja tanpa makna.
Dari segi sosial, tidak menjaga silaturahmi dapat merusak hubungan keluarga dan lingkungan sekitar. Ramadan dikenal sebagai bulan yang penuh kebersamaan, dengan tradisi berbuka puasa bersama, salat berjamaah, serta berbagai kegiatan sosial lainnya. Jika seseorang menjauh atau menghindari interaksi dengan keluarga dan teman, ia bisa kehilangan kesempatan untuk mempererat hubungan dan merasakan kebersamaan yang menjadi esensi Ramadan. Dalam lingkup yang lebih luas, sikap ini juga dapat membuat seseorang terasing dari komunitasnya, mengurangi rasa kepedulian sosial, dan bahkan berisiko menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
LPM Profesi UNM Pererat Silaturahmi Melalui Buka Puasa Bersama
Selain dampak spiritual dan sosial, tidak menjaga silaturahmi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Menyimpan dendam atau enggan memaafkan orang lain bisa menimbulkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Ramadan seharusnya menjadi waktu yang penuh ketenangan dan kebahagiaan, tetapi bagi mereka yang enggan menjaga hubungan baik dengan sesama, bulan ini justru bisa menjadi beban emosional. Kesepian juga menjadi ancaman bagi mereka yang tidak menjaga silaturahmi. Tanpa dukungan dari keluarga dan teman, seseorang bisa merasa terasing dan kehilangan makna dari kebersamaan yang ditawarkan oleh Ramadan. Hal ini bisa semakin terasa saat memasuki Idulfitri, di mana semua orang merayakan kemenangan bersama keluarga, sedangkan mereka yang tidak menjaga silaturahmi hanya merasakan kesendirian.
Menjaga silaturahmi di bulan Ramadan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga kewajiban dalam Islam yang memiliki dampak besar bagi kehidupan seseorang. Tidak menjaga silaturahmi dapat menghambat keberkahan, merusak hubungan sosial, serta berdampak negatif pada kesehatan mental. Oleh karena itu, di bulan yang penuh ampunan ini, setiap umat Muslim sebaiknya berusaha untuk memperbaiki hubungan, saling memaafkan, dan mempererat tali persaudaraan agar dapat meraih keberkahan Ramadan secara maksimal. (*)
*Reporter: Firmansyah