
PROFESI-UNM.COM – Beberapa bulan terakhir ini, masyarakat di Indonesia kembali menggunakan trend fashion tahun 60an. Jaket bomber, kali ini yang dijadikan trend fashion. Hal ini dimulai ketika Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengenakan jaket bomber.
Ketika itu, ia menggunakan bomber berwarna hijau army,saat memberi keterangan soaldemo 4 November 2016 lalu. Meski belakangan, Bomber yang Ia kenakan ternyata milik anak bungsunya, Kaesang. Namun tetap saja, Bomber langsung jadi incaran karenanya. Seperti Rahmat salah satu mahasiswa jurusan Sendratasik ini. Menurutnya jika bukan Jokowi, bomber tidak akan trend seperti ini
“Jelas, karena secara Jokowi yang pakai. Makanya bisa booming sepertiini,” ucapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Memang perkembangan fashion selalu berubah setiap tahunnya. Dalam setahun, bisa lebih dari satu trend fashion. Mulai dari fashion untuk wanita maupun pria. Apalagi jmik yang memulai adalah public figure. Seperti halnya dengan jaket bomber ini.
Tak diragukan lagi, bahkan selebriti internasional bahkan sering memakai bomber. Seperti halnya dengan Zayn Malik, Kendall Jenner dan beberapa selebriti lainnya. Tidak hanya itu, pemain sebak bola, sekelas David Beckham juga terlihat sering mengenakan bomber saat jalan dengan istrinya, Victoria Beckham.
Tak ingin ketinggalan dengan trend fashion ini. Masyarakat berlomba-lomba untuk menggunakan bomber. Tak terkecuali dengan mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM). Debi Tenri Bali misalnya. Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia ini merupakan pengguna jaket bomber. Menurutnya, jika mahasiswa yang memakai akan terlihat lebih fashionable. Apalagi bahan dan coraknya nyaman dipakai saat ke kampus.
“Cowok cewek bisa pakai, karena sifatnya universal. Bergantung kita dalam memadupadankan. Cewek mau ala-ala style tomboy-tomboy atau dipadu-padankan dengan hijab, dengan dress bisa juga,” jelasnya
Terpisah, salah satu mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Marwati. Ia menialai, menggunakan bomber memang hanya untuk memperindah cara berbusana. Baginya, bomber kurang nyaman digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. “Bomber lebih cocok untuk bergaya saja,” jelasnya.
Beda halnya dengan Muhammad Bahly Basri. Ia lebih memilih menggunakan bomber saat cuaca dingin. “Bergantung cuaca. Kalau dingin otomatis kita butuh pakean ini,” ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini.
Memang, bomber tidak sulit ditemukan. Semua pusat perbelanjaan kini menyediakan stok bomber. Apalagi dengan minat masyarakat yang tinggi.
Selain itu, kisaran harga bomber pun kini beragam. Tergantung darimana bomber tersebut di produksi. Biasanya semakin terkenal brandnya, akan semakin tinggi pula harganya. (*)
*Tulisan ini terbit di Tabloid Profesi Edisi 210