Indrabayu Anggap Indonesia Perlu Revolusi Industri 4.0 Versinya Sendiri

Avatar photo

- Redaksi

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 11:51 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESI-UNM.COM – Indrabayu membakan materi mengenai revolusi industri 4.0 di Indonesia. Berlangsung di Ballroom Lt.3 Menara Pinisi UNM, Sabtu (31/8).

Menurutnya Indonesia tidak perlu mengikuti revolusi 4.0 versi negara maju, karena hal itu tidak akan maksimal. Indonesia perlu revolusi 4.0 versi sendiri dengan alasan masalah yang di miliki Indonesia sebagai negara berkembang berbeda dengan negara maju.

Siap tidak siap saat ini kita sedang melewati tantangan 4.0 tersebut. Secara akademisi indonesia bisa dikatakan belum siap, dengan itu perubahan besar-besaran pada kurikulum harus di lakukan. Menciptakan inovasi baru, menghargai hasil karya sendiri, mengurangi barang impor.

” Kita bisa masuk dengan cantik, ndak perlu sama dengan negara lain,” katanya.

Minat membaca masyarakat juga yang kurang menajadi pengaruh perkembangan industri 4.0 ini. Bila dibandingkan yang dulu, sumber informasi dari tv, siswa hobi membaca buku, yang terjadi sekarang anak-anak sudah jarang menonton tv karena lebih memilih menonton vlog di youtube, jadi ketika di tanya mereka ingin manjadi apa, mereka bingung dan tanpa pikir panjang akan menjawab ingin menjadi youtuber.

“Bukan sulap, tapi di sinilah peran EAI yakni komputer yang kosong dengann imputan tertentu untuk belajar sesuatu tertentu, jadi ketika sesuatu yang baik dikasih masuk maka hasilnya juga akan baik begitu pula sebaliknya,” ungkapnya.

Baca Juga :  Bahasa Indonesia jadi Bahasa Resmi Sidang UNESCO

Dalam hal ini ia juga menjelaskan, untuk memasuki revolusi 4.0 Indonesia butuh tiga fitur industri, diantaranya Internet of Things, Big Date, dab Aktivitas Intelegent. Ketika tiga fitur tersebut sudah dimiliki Indonesia akan mampu melewati.

“Kita hanya butuh yang sederhana, tidak lerlu yang susah-susah. Misalnya penemuan smart difabel (mata dengan hp) untuk orang-orang yang kurang beruntung, itu sangat bermanfaat dan itu termasuk revolusi 4.0,” jelasnya.(*)

*Reporter: Ratu Fathonah Amalia

Berita Terkait

Bangun Personal Branding Lewat ICE Skill Up
Suciana Jadi Wajah Baru FT UNM Sebagai Duta Kampus
Dekan FT Dukung dan Siap Fasilitasi Mahasiswa Berprestasi
HIMATIK FT UNM Buka Donasi Korban Kebakaran
Lama Vakum, BEM FT Kembali Dibentuk
HIMATIK Peringati Hari Lahir Keempat Penuh Semangat
FT Ajarakan Skill Dunia Kerja Jaman Now Melalui Kuliah Tamu
Arbain Nuransyab, Siap Wujudkan Inovasi Lingkungan di Bidang Otomotif
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 25 April 2025 - 14:46 WITA

Bangun Personal Branding Lewat ICE Skill Up

Jumat, 25 April 2025 - 13:59 WITA

Suciana Jadi Wajah Baru FT UNM Sebagai Duta Kampus

Jumat, 18 April 2025 - 23:03 WITA

Dekan FT Dukung dan Siap Fasilitasi Mahasiswa Berprestasi

Selasa, 4 Maret 2025 - 10:11 WITA

HIMATIK FT UNM Buka Donasi Korban Kebakaran

Selasa, 25 Februari 2025 - 19:34 WITA

Lama Vakum, BEM FT Kembali Dibentuk

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA