PROFESI-UNM.COM – Cuaca panas dan gerah di Indonesia masih terasa saat ini. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan faktor penyebab yang membuat suhu panas dan terasa gerah di Indonesia adalah gerak semu matahari.

Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan bahwa biasanya matahari akan melintas di khatulistiwa pada Maret dan September setiap tahunnya.

“Jadi, periode panas yang dirasakan sekarang di Indonesia akhir-akhir ini adalah konsekuensi dari gerak semu Matahari yang berlangsung biasanya pada April dan Mei setiap tahunnya yang berakibat pada temperatur suhu menjadi lebih hangat dari biasanya,” jelasnya.

Dampak dari adanya suhu panas tersebut yakni masyarakat jelas lebih merasa gerah. Hal tersebut terjadi karena suhu cuaca menjadi sedikit lebih tinggi dari biasanya. Namun, ada bahaya lain yang mengintai kulit kita jika terlalu lama terpapar sinar matahari.

Selain bisa sebabkan kanker, sinar UVA dan UVB juga dapat meningkatkan hiperpigmentasi kulit. Adapun dampak lainnya seperti penuaan dini, kanker kulit, dan juga kulit terbakar. Lalu apa yang harua dilakukan untuk menghindari hal tersebut?

Gunakan sunscreen minimal SPF 30 yang memiliki kemampuan untuk memblokir sinar UVA dan UVB, penggunaan baju tertutup untuk menghindari sinar matahari langsung, hindari keluar ruangan di siang hari dan gunakan topi atau payung saat bepergian ke luar dan terakhir gunakan kacamata hitam. (*)

*Reporter: Resky Nurhalizah