PROFESI-UNM.COM – Makanan instan telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, terutama di kalangan mahasiswa. Rasanya yang lezat, harganya yang terjangkau, dan cara penyajiannya yang cepat membuatnya menjadi pilihan utama ketika waktu dan tenaga terbatas. Namun, di balik kepraktisan dan kenikmatannya, terdapat sejumlah fakta penting yang perlu diketahui.
Umumnya makanan tersebut tinggi kalori, garam (natrium), gula, dan lemak jenuh. Jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka panjang, kandungan tersebut dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Konsumen, khususnya mahasiswa yang sering mengonsumsinya, perlu lebih bijak dan memahami risikonya.
Kandungan gizi cenderung tidak seimbang. Makanan jenis ini biasanya rendah serat, vitamin, dan mineral penting, namun tinggi karbohidrat sederhana, lemak, dan natrium. Hal ini membuat makanan instan kurang ideal sebagai asupan harian, karena tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, konsumsi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatnya risiko berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, hingga gangguan pencernaan. Tak hanya itu, untuk memperpanjang masa simpan, makanan instan juga kerap mengandung bahan pengawet dan penyedap buatan seperti MSG. Meskipun masih berada dalam batas aman konsumsi, paparan jangka panjang tetap perlu diwaspadai.
Penelitian juga menunjukkan bahwa makanan yang tinggi lemak dan gula, seperti sebagian besar makanan instan, dapat memicu ketergantungan. Rasa gurih dan kenikmatan instan yang ditawarkan membuatnya sulit ditinggalkan, terutama ketika dikonsumsi terus-menerus tanpa variasi makanan sehat.
Meski begitu, makanan instan tetap boleh dikonsumsi, selama dalam batas wajar tetapi tidak menjadi menu utama sehari-hari untuk dikonsumsi. Untuk menyeimbangkan kandungan gizinya yang kurang, kita dianjurkan mengonsumsi makanan sehat seperti sayur, telur, atau tahu ke dalam sajian instan. Selain itu, memperbanyak konsumsi makanan alami seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian sangat penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi. (*)
*Reporter: Eka Septi Irianti