
PROFESI-UNM.COM – Asosiasi Germanistik Indonesia adakan Konferensi Internasional di Ballroom Teater Menara Pinisi pada Kamis-Jum’at (17-18/10).
Untuk pertama kalinya, Konferensi Internasional ini diadakan diluar pulau Jawa yakni di Univeristas Negeri Makassar (UNM) dengan tema ‘Studi Bahasa Jerman ke-21 -Tantangan, Tuntutan, dan Peluang’.
Tema dari Konferensi Internasional kali ini diambil dari permasalahan lulusan program studi Bahasa Jerman, dimana keterampilan dan kompetensi yang diperoleh dan dipelajari mahasiswa Prodi Bahasa Jerman sudah tidak sesuai dengan tuntutan pasar kerja saat ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Andrea Bogner, sebagai pembicara pertama di Konferensi Internasional ini menjelaskan bahwa Bahasa Jerman adalah Bahasa ilmiah ( asing ).
“Penguasaan Bahasa Jerman sebagai Bahasa ilmiah asing merupakan sebuah langkah menuju pemahaman yang tercermin tentang hubungan antara sains dan bahasa,” jelasnya.
Selain itu, Ia juga mengungkapkan bahwa pertemuan antar budaya dapat dianggap sebagai penerjemahan.
“Jika seseorang memahami kekhasan budaya sebagai system aturan dan referensi dari karakter dan tradisi mereka sendiri, maka perjumpaan dan pertukaran diantara mereka menjadi nyata sebagai suatu proses penerjamahan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nguyen Thi Kim Lien sebagai pembicara kedua menjelaskan mengenai program apa saja yang perlu diubah oleh universitas untuk membantu mahasiswa prodi Bahasa Jerman dalam membantu karir mereka kedepannya.
“Program tersebut diantaranya melatih teori dan praktek secara paralel kepada mahasiswa, menyelenggarakan lokakarya dan kegiatan ekstrakurikuler, mendukung mahasiswa agar dapat mencari pekerjaan selama studinya berlangsung, putaran diskusi dengan perwakilan Perusahaan dan memperbanyak point kredit untuk modul spesialis,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan hasil dari survei kelulusan untuk mahasiswa Prodi Bahasa Jerman adalah sebagai pekerja kantoran, administrator, dan dosen/tenaga pengajar. (*)
*Reporter: Ficka Aulia Khaerunnisa / Editor: Ulfa Zahirah Sudirman