PROFESI-UNM.COM – Kegiatan belajar mengajar menggunakan metode penemuan (discovery) mirip dengan inkuiri (inquiry). Inkuiri adalah proses menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah berdasarkan fakta dan pengamatan, sedangkan discovery adalah menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Jadi, belajar dengan menemukan (discovery) sebenarnya adalah bagian dari proses inkuiri.
Discovery sering diterapkan percobaan sains di laboratorium yang masih membutuhkan bantuan guru, yang disebut guided discovery. Discovery terbimbing merupakan metode yang digunakan untuk membangun konsep di bawah pengawasan guru. Pembelajaran discovery merupakan metode pembelajaran kognitif yang menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri.
Metode belajar ini sesuai dengan teori Bruner yang menyarankan agar peserta didik belajar secara aktif untuk membangun konsep dan prinsip. Kegiatan discovery melalui kegiatan eksperimen dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara simultan.
Menurut Westwood, pembelajaran dengan metode discovery akan efektif jika terjadi hal-hal berikut:
1. Proses belajar dibuat secara terstruktur dengan hati-hati.
2. Siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan awal untuk belajar.
3. Guru memberikan dukungan yang dibutuhkan siswa untuk melakukan penyelidikan.
Langkah-langkah pembelajaran discovery terbimbing adalah sebagal berikut.
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Guru membagi petunjuk praktikum/eksperimen.
3. Peserta didik melaksanakan eksperimen di bawah pengawasan guru.
4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.
5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen.
Tulisan ini dikutip dari buku yang berjudul “Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013” yang ditulis oleh Ridwan Abdullah Sani, diterbitkan oleh Bumi Aksara. (*)
*Reporter: Andi Gusmaniar Irnawati