PROFESI-UNM.COM-Mahasiswa sering dianggap sebagai individu yang harus selalu produktif. Tugas kuliah, organisasi, hingga kegiatan sosial membuat waktu mereka seolah tak pernah berhenti. Namun, di balik rutinitas padat itu, mahasiswa juga manusia yang membutuhkan waktu untuk diri sendiri atau yang dikenal dengan istilah me time.
Me time menjadi salah satu cara untuk menjaga keseimbangan antara kesibukan akademik dan kesehatan mental. Melalui waktu pribadi ini, mahasiswa dapat menenangkan pikiran, mengisi ulang energi, dan mengenali diri lebih dalam.
Banyak mahasiswa merasa bersalah saat memilih istirahat di tengah kesibukan. Padahal, beristirahat bukan berarti malas, melainkan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri agar tetap fokus dan sehat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aktivitas tersebut bisa bermacam-macam. Ada yang memilih membaca buku, menonton film, berjalan santai, berolahraga, atau sekadar mematikan ponsel untuk beristirahat dari keramaian digital. Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk merasa tenang.
Psikolog pendidikan menilai bahwa me time penting bagi mahasiswa agar terhindar dari stres akademik dan kelelahan emosional. Dengan memberi ruang bagi diri sendiri, mahasiswa dapat kembali beraktivitas dengan semangat baru dan pola pikir yang lebih jernih.
Selain itu, me time juga berperan dalam membangun kesadaran diri. Mahasiswa belajar mengenali batas kemampuan, memahami kebutuhan pribadi, dan mengatur prioritas hidup.
Pada akhirnya, menjadi mahasiswa bukan hanya soal mengejar prestasi akademik, tetapi juga menjaga kesejahteraan diri. Sebab, produktivitas yang berkelanjutan hanya bisa tercapai ketika pikiran dan hati berada dalam kondisi yang sehat.(*)
*Reporter: Rahmadani







