Subsidi Kuota Internet UNM, Antara Fakta dan Pencitraan

Avatar photo

- Redaksi

Minggu, 3 Mei 2020 - 12:35 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESI-UNM.COM – Bantuan subsidi kuota internet yang dijanjikan Universitas Negeri Makassar (UNM) tak kunjung dirasakan oleh mahasiswa. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Rektor UNM dalam sebuah video pendek yang beredar di media sosial, Minggu (3/5).

Dalam video tersebut diterangkan bahwa seluruh mahasiswa UNM baik yang berada di kampung halaman maupun yang ada di Makassar telah menerima bantuan kuota internet sebanyak 30 GB ini menuai banyak kritikan.

Sebelumnya, UNM mengeluarkan Surat Edaran Nomor 933/UN36/TU/2020 pertanggal 8 April lalu yang pada poin pertama menjelaskan bahwa mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran daring disiapkan 3 fasilitas bandwitdh Internet hasil kerjasama UNM:

  1. Telkom Indonesia memberikan bandwitdh secara unlimited kepada mahasiswa dan dosen SSO wifi.id UNM dimanapun terdapat hotspot wifi.id
  2. Telkomsel dan indosat memberikan kuota 30 GB untuk mengakses lms.unm.ac.id
  3. Mahasiswa aktif akan diberikan subsidi kuota internet senilai Rp. 50. 000.

Salah satu kritikan berasal dari Muhammad Irwan mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi menilai bahwa apa yang ditampakkan oleh Rektor UNM hanyalah pencitraan belaka.

Fasilitas yang dimaksudkan pada poin pertama tidak dapat diakses oleh seluruh mahasiswa karna keterbatasan jaringan wifi.id yang tidak menjangkau seluruh pelosok.

Kemudian pada poin kedua, kuota 30 GB yang dimaksudkan hanya dapat diakses untuk laman lms.unm.ac.id sementara fakta di lapangan, dosen lebih banyak menggunakan aplikasi selain daripada laman tersebut.

Baca Juga :  LDK FSI RI UNM akan Gelar Kajian Kontemporer Terbuka untuk Mahasiswa Umum

Lanjut pada poin ketiga, dirinya mengaku telah mendaftarkan nomor teleponnya sesuai dengan mekanisme yang disampaikan namun sampai hari ini tak kunjung ada.

“Ini jelas pencitraan, bantuan yang dimaksud sama sekali tak dirasakan mahasiswa padahal perkuliahan daring sudah memasuki bulan kedua,” ujar mahasiswa asal Kabupaten Soppeng ini.

Menurutnya, mahasiswa telah membayar UKT dengan nominal yang tinggi, namun harus terbebani lagi dengan membeli kuota internet demi kuliah daring kemudian kuota yang dijanjikan-pun dinilai amat sedikit. “Kuota yang dijanjikan tidak sebanding dengan UKT yang mahal,” tambahnya.(*)

*Reporter: R. Amalia

Berita Terkait

Top Satu Pilmapres Beberkan Rahasia Terpilih
Evaluasi Kinerja dan Peluang Kerja Sama KPRI UNM
Mahasiswa Sebut Perpustakaan UNM Sangat Nyaman untuk Belajar
Tim PKM FMIPA Gelar Pelatihan Pembuatan Lembar Kerja Fisika
Icshan Ali Deteksi Indikasi Manipulasi Pemilihan Rektor 2024
Kebakaran Perpustakaan UNM Terulang, Diduga Inventaris Lapuk
Kurang Kelas, Fakultas Psikologi akan Turunkan Kuota Mahasiswa Baru
Calon Wisudawan UNM Keluhkan Fasilitas Ramah Tamah Tak Sesuai Ekspektasi 
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 23:21 WITA

Top Satu Pilmapres Beberkan Rahasia Terpilih

Jumat, 14 Maret 2025 - 22:53 WITA

Evaluasi Kinerja dan Peluang Kerja Sama KPRI UNM

Minggu, 15 Desember 2024 - 23:58 WITA

Mahasiswa Sebut Perpustakaan UNM Sangat Nyaman untuk Belajar

Sabtu, 1 Juni 2024 - 16:22 WITA

Tim PKM FMIPA Gelar Pelatihan Pembuatan Lembar Kerja Fisika

Jumat, 1 Maret 2024 - 17:02 WITA

Icshan Ali Deteksi Indikasi Manipulasi Pemilihan Rektor 2024

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA