PROFESI-UNM.COM – Ada tiga hal yang menjadi tantangan utama Pancasila di zaman modern saat ini. Tiga hal itu adalah radikalisasi pasar, radikalisasi agama, dan radikalisasi etnis. Hal itu disampaikan pelaksana tugas (Plt) Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Haryono pada Seminar Nasional Dies Natalis ke-58 Universitas Negeri Makassar (UNM) di ruang Teater lantai 3 Menara Pinisi, Senin (22/7).
Haryono menjelaskan bahwa radikalisasi pasar yang ia maksud merupakan radikalisasi yang terpengaruh dengan kapitalisme yang terjadi di tengah masyarakat sehingga masyarakat lebih mengutamakan kepentingan pribadi dibandingkan dengan kepentingan bersama.
“Menurut kajian kami, Pancasila itu memiliki tantangan yang sangat banyak salah satunya seperti kapitalisme yang merajalela di Indonesia,” ungkap Haryono dalam seminar bertema “Merajut Harmoni Kebangsaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di Era Milenial” itu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Guru Besar Universitas Negeri Malang ini juga mengatakan, selain tantangan yang dihadapi adalah radikalisasi Islam yang sudah sering didapati di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh pemahaman yang kurang baik terhadap Pancasila sebagai ideologi negara.
“Radikalisasi Islam itu juga bahaya karena banyak pihak-pihak atau komunitas yang membawa nama Islam tapi dengan tujuan lain sehingga menimbulkan hal yang kurang baik di masyarakat,” jelasnya.
Ia menambahkan selain dua hal tadi, ada juga tantangan yang sangat besar dan susah untuk dihadapi yaitu radikalisasi etnis. Menurutnya radikalisasi etnis itu adalah sikap dimana masyarakat Indonesia yang tidak peduli dengan dunia luar dan menganggap pancasila hanya untuk Indonesia saja.
“Istilah Indonesia itu bukan hanya untuk Nusantara saja tapi sebenarnya banyak bagian yang disatukan sehingga bisa disebut sebagai Indonesia jadi jangan salah paham bahwa Pancasila hanya terbatas di Indonesia saja,” tegas Haryono. (*)
*Reporter: Arwinda Al-muntaz