
PROFESI-UNM.COM – Himpunan Mahasiswa Sipil dan Perencanaan (HMSP) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan demonstrasi mendesak kejelasan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Aksi tersebut berlangsung di depan Gedung Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan (PTSP) FT, Senin (18/12).
Jenderal lapangan, Zulfikar Ramdana mengatakan, aksi ini bertujuan untuk menuntut hak mahasiswa. Ada empat tuntutan mahasiswa pada aksi ini yakni fasilitas pendidikan, profesionalisme tenaga pendidik, diskriminasi terhadap mahasiswa gondrong, dan menanyakan kejelasan gelar S.Pd.
Ia menjelaskan bahwa beberapa fasilitas pendidikan yang ada di jurusan tersebut masih kurang, seperti Laboratorium Komputer yang sudah beberapa tahun kosong hingga saat ini tidak pernah diperadakan. Selain itu, terdapat dosen yang mengajar hanya tiga kali, tetapi absen terisi 16 kali pertemuan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Birokrasi melakukan diskriminasi terhadap mahasiswa yang berambut panjang. Mahasiswa gondrong dilarang untuk mengikuti proses belajar dan terancam error. Padahal tak ada aturan resmi yang mengatur hal itu,” jelasnya.
Ketua HMSP, Zulfikar beranggapan bahwa aksi ini ada empat tuntutan, dimana ada tiga yang sudah disetujui oleh birokrasi, dan satu tutuntan yaitu kejelasan gelar S.Pd., hingga saat ini belum ada kesepakatan dari kedua pihak.
“Saya berharap atas apa yang telah saya tuntut siang hari tadi adalah salah satu dari empat tuntutan dalam hal laboratorium komputer tertutup. Semoga 10 unit komputer yang dijanjikan oleh PR IV, Gufran Dirawan secepatnya diperadakan. Karena target waktu yang dijanjikan sekitar bulan Mei atau bulan Juni,” harapnya. (*)
*Reporter: Kurnia / Editor: Wahyudin