Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1Sutradara & Produser: Anggy Umbara, Frederica Pemeran: Abimana Aryasatya, Vino G Bastian, Tora Sudiro  Produksi: Falcon Pictures. (Foto: Int)
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1Sutradara & Produser: Anggy Umbara, Frederica
Pemeran: Abimana Aryasatya, Vino G Bastian, Tora Sudiro 
Produksi: Falcon Pictures. (Foto: Int)

PROFESI-UNM.COM – Siapa yang tak kenal Dono, Kasino, Indro??. Meskipun mereka artis jaman dulu, tapi karya-karyanya hingga saat ini masih sering ditayangkan di TV. Grup lawak yang satu ini seperti sudah hidup di hati masyarakat. Banyak penggemar yang menantikan karya terbarunya, tetapi itu mungkin hanya angan belaka. Sebab, dua personil grup lawak yang diberi nama Warkop DKI telah kembali ke sang khalik.

Banyak pertanyaan, mengapa Warkop DKI hingga saat ini masih eksis?. Salah satu jawabannya adalah ciri khas dari lawakannya sangat berbeda dengan dengan selera humor anak masa kini. Tak bisa dipungkiri karya-karya mereka hingga saat ini selalu mendapatkan tempat dihati penggemarnya.

Mungkin itu pula yang mendorong Falcon Pictures berani mengambil keputusan untuk mengangkat kembali kisah tiga pelawak tersebut ke layar lebar. Bersama sutradara Anggy Umbara, Frederica sebagai produser dan didukung dengan penulis naskah serta tim yang komplit, akhirnya film tersebut berhasil digarap. Mereka pun menampilkan karakter ketiga pelawak tersebut pada Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G Bastian sebagai Kasino, dan Tora Sudiro sebagai Indro.

Film tersebut mengambil kisah tentang petugas CHIPS (Cara Hebat Ikut-ikutan Penanggulangan Sosial) dimana Dono, Kasino, Indro sebagai salah satu petugas di lembaga swasta tersebut. Diceritakan bahwa petugas CHIPS sebenarnya bertujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan sosial di kota Jakarta, namun karena kelakuan konyol dari ketiga petugas CHIPS tersebut, malah mendapat banyak masalah. Melihat hal tersebut, Boss CHIPS (Ence Bagus) mereka mendatangkan pakar cantik dari Perancis bernama Sophie (Hanna Al-Rasyid) untuk membantu ketiganya menjalankan tugasnya memecahkan kasus baru yaitu menangkap begal.

Lagi-lagi mereka ketiban sial, bukannya membantu malah menimbulkan masalah baru yang berujung pada pemberian hukuman penjara sepuluh tahun atau bisa digantikan dengan membayar denda sebesar 8 miliar. Ketiganya pun berusaha mencari uang, mulai dari meminjam uang kepada salah satu kerabat Dono yang kaya namun pelit luar biasa, hingga berniat untuk ngepet. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan sesorang yang memberikan peta harta karun yang ada di Malaysia. Disitulah akhir dari Part 1 Warkop DKI Reborn. Ending dari film ini memang sengaja dibuat gantung, supaya film ini bakal nyambuung dengan bagian selanjutnya Part 2 Warkop DKI Reborn.

Film ini tentunya berhasil membuat para penontonnya tertawa terbahak-bahak meskupun ada beberapa scene yang serasa dipaksakan, atau terkesan tidak masuk akal. Misalnya di tengah kota Jakarta yang udah maju seperti ini, tiba-tiba muncul Dono, Kasino, Indro dengan style 70-an. Tetapi tetap saja hal tersebut tak mengurangi kekocakan dari film tersebut.

Untuk pendalaman karakter dari ketiga artis tersebut, dapat diberikan acungan jempol kepada Abimana yang memerankan karater Dono, baik secara fisik maupun penjiwaan. Ia berhasil menjadi Dono yang sesungguhnya. Sementara itu, Vino G Bastian yang memang sudah diragukan sejak awal untuk menjadi Kasino setidaknya tetap bisa berubah menjadi lebih Luwes dibandingkan Tora Sudiro yang memerankan Indro malah terlihat lebih kaku. Namun jika dilihat dari riwayat film yang pernah dibintangi, ia lebih punya pengalaman dibidang komedi dibandingkan kedua aktor lainnya.

Bagaimanapun film ini memang bertujuan untuk melestarikan bukan menggantikan Warkop DKI yang dulu dan itu bisa dianggap berhasil. Film Warkop DKI Reborn part 1 dapat memuaskan rindu kita akan aksi Dono, Kasino, Indro versi modern dengan campuran lelucon dulu dan sekarang. Banyak pula spirit dari Warkop DKI yang dulu dihadirkan kembali. Misalnya, bahan bercandaan bukan hanya sekedar sebuah penghibur belaka namun memberikan pelajaran lain. Seperti penyadaran bahwa betapa tidak pedulinya kita terhadap lingkungan sekitar, kepada sesama manusia bahkan kepada diri sendiri. (*)


*Penulis: Endang Sri Wahyuni

Komentar Anda

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan