
PROFESI-UNM.COM —Malam takbiran merupakan momen yang dinanti oleh umat Muslim di Indonesia sebagai tanda berakhirnya bulan Ramadan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Di berbagai daerah, tradisi takbiran tidak hanya sebatas kumandang takbir di masjid, tetapi juga diwarnai dengan berbagai kebiasaan unik yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara. Berikut adalah beberapa diantaranya:
Meriam Karbit di Pontianak, Kalimantan Barat
Di Pontianak, tradisi Meriam Karbit menjadi ciri khas malam takbiran. Meriam besar yang terbuat dari kayu ini menyala dengan karbit dan air, menghasilkan suara dentuman keras yang menggema di sepanjang Sungai Kapuas. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman Kesultanan Pontianak dan dipercaya dapat mengusir roh jahat serta menambah semarak malam kemenangan.
Pawai Kendaraan Hias di Gowa, Sulawesi Selatan
Di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, malam takbiran dirayakan dengan pawai kendaraan hias yang dihiasi dengan lampu warna-warni dan ornamen Islami. Berbagai instansi, remaja masjid, hingga masyarakat umum berpartisipasi dalam arak-arakan ini sambil mengumandangkan takbir, menciptakan suasana penuh kegembiraan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bersyukur di Hari Kemenangan, Menyambut Idul Fitri dengan Hati Bersih
Takbiran di Laut di Majene, Sulawesi Barat
Keunikan lain datang dari Majene, Sulawesi Barat, di mana masyarakat menggelar takbiran di laut. Para nelayan bersama warga setempat menaiki perahu tradisional sandeq dan berlayar sejauh 20 kilometer sambil mengumandangkan takbir. Tradisi ini merupakan simbol kebersamaan dan doa keselamatan bagi para pelaut yang menggantungkan hidupnya di laut.
Ronjok Sayak di Bengkulu
Masyarakat Bengkulu merayakan malam takbiran dengan Ronjok Sayak, yaitu membakar tumpukan batok kelapa setinggi satu meter di halaman rumah. Tradisi ini melambangkan harapan agar kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih terang dan penuh berkah. Selain itu, Ronjok Sayak juga dipercaya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
Tumbilotohe di Gorontalo
Di Gorontalo, ada tradisi unik bernama Tumbilotohe, yang berarti “menyalakan lampu”. Ribuan lampu minyak menyala di halaman rumah, jalanan, dan lapangan, menciptakan pemandangan yang indah di malam takbiran. Tradisi ini telah berlangsung sejak abad ke-15 dan menjadi simbol penerangan hati setelah menjalani ibadah Ramadan.
Pawai Obor di Sulawesi dan Jawa
Di banyak daerah di Sulawesi, seperti Makassar dan Manado, serta beberapa kota di Jawa, pawai obor menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari malam takbiran. Warga berkeliling kampung sambil membawa obor, memukul bedug, dan mengumandangkan takbir. Selain menambah kemeriahan, tradisi ini juga menjadi sarana edukasi bagi anak-anak tentang makna malam kemenangan.
Grebeg Syawal di Yogyakarta
Di Yogyakarta, tradisi Grebeg Syawal digelar oleh Keraton Yogyakarta sebagai bentuk rasa syukur atas berkah Ramadan. Sebuah gunungan yang terdiri dari hasil bumi seperti buah, sayur, dan makanan tradisional diarak menuju Masjid Agung dan dibagikan kepada masyarakat. Warga percaya bahwa mendapatkan bagian dari gunungan akan membawa berkah.
Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik dalam menyambut malam takbiran. Tradisi-tradisi ini tidak hanya menambah semarak Idul Fitri tetapi juga memperkuat nilai kebersamaan, gotong royong, dan kearifan lokal. Dengan keberagaman ini, malam takbiran di Indonesia menjadi lebih dari sekadar perayaan, tetapi juga warisan budaya dari generasi ke generasi. (*)
*Reporter: Muh. Zaki Mubarak Ihwan