PROFESI-UNM.COM- Menyeimbangkan hubungan pribadi ntah sebagai teman, pasangan, ataupun juga keluarga dengan hubungan pekerjaan bersama orang yang sama adalah sebuah tantangan besar yang membutuhkan sifat kedewasaan, komunikasi, dan batasan yang kuat.
Seringkali, orang yang menganggap adanya hubungan ikatan sedarah menjadikan seseorang terlihat tidak profesional dalam pekerjaannya. Namun, agar terlepas dari pandangan itu berikut beberapa tips untuk membantu kamu mengelola jati diri pribadi kamu dengan sikap profesionalisme dengan baik:
Langkah pertama dan paling baik dilakukan adalah akui bahwa kalian sama-sama ingin menjaga hubungan pribadi dan profesional tetap sehat. Kesepakatan awal ini menjadi fondasi untuk semua aturan dan batasan yang akan dibuat selanjutnya. Jadi buatlah kesepakatan antarkedua pihak.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menyeimbangkan hubungan pribadi
Tetapkan batasan yang jelas dan tegas. Harus secara sadar menciptakan “dinding” antara dua dunia tersebut. Batasan ini bisa berupa waktu. Kuncinya adalah menyepakati batasan ini bersama dan saling berkomitmen untuk menghormatinya.
Kuasai Seni “Mengganti Topi”. Kamu harus belajar untuk secara sadar “mengganti topi” sesuai konteks. Saat berada di lingkungan kerja, kamu mengenakan “topi kolega” atau “topi atasan/bawahan”. Di momen ini, fokusnya adalah pada objektivitas, target, dan profesionalisme. Namun, saat jam kerja usai dan kamu bertemu sebagai dapat bsrtemu sebagai seornag sahabat, lepaskan topi kerja dan kenakan “topi pribadi”, di mana kalian bisa lebih santai, subjektif, dan emosional.
Berikutnya, pisahkan saluran komunikasi kamu.
Untuk mempermudah penerapan batasan, gunakan platform komunikasi yang berbeda. Gunakan email kerja, Slack, atau grup WhatsApp kerja khusus untuk semua urusan pekerjaan. Sementara itu, gunakan nomor WhatsApp pribadi atau platform lain untuk percakapan personal, lelucon, atau rencana di luar pekerjaan. Cara ini membantu kinerja otak secara otomatis membedakan kapan harus merespons secara profesional dan kapan bisa santai.
Selain itu, kamu bisa jadwalkan waktu khusus untuk hubungan pribadi.
Untuk memastikan hubungan personal kamu tidak “tertelan” oleh urusan pekerjaan, jadwalkan waktu berkualitas yang sepenuhnya bebas dari obrolan kerja. Dalam artian, kamu akan fokus berkontak dengan mereka yang lebih statusnya dari sekedar rekan kerja.
Kelola konflik secara terpisah, pisahkan antara konflik pribadi san juga kerjaan.
Konflik pasti akan terjadi. Tantangannya adalah tidak membiarkannya tumpah dari satu “wadah” ke “wadah” lainnya. Jika kalian berdebat tentang pekerjaan, selesaikan masalah itu di konteks pekerjaan dengan cara yang profesional. Jangan membawanya ke waktu istirahay. Sebaliknya, jika kamu memiliki masalah pribadi, jangan biarkan itu memengaruhi cara kamu berinteraksi atau mengambil keputusan di tempat lain keesokan harinya.
Nah itu dia beberapa tips memisahkan sikap antara pribadi dengan keprofesionalan dalam dunia kerja. (*)
*Reporter : Florencya Alnisa Christin