PROFESI-UNM.COM — Menjelang Hari Raya Idul Adha, umat Islam seluruh dunia mulai persiapan menyambut hari besar Islam ini. Idul Adha atau Hari Raya Kurban merupakan momen istimewa yang tak hanya penyembelihan hewan kurban, tetapi juga peningkatan ibadah dan amalan saleh, khususnya selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Islam mengajarkan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan sangat besar. Rasulullah ﷺ bersabda, “Tak ada hari-hari amal saleh lebih Allah cintai melebihi hari-hari ini.” Karena itu, umat Islam perlu memperbanyak ibadah seperti salat sunnah, sedekah, baca Al-Qur’an, perbanyak zikir, dan lakukan amal kebaikan lainnya.
Salah satu amalan utama yang sangat Islam anjurkan dalam menyambut Idul Adha adalah puasa sunnah, terutama puasa tanggal 9 Dzulhijjah, yang orang kenal sebagai puasa Arafah. Rasulullah ﷺ jelaskan bahwa puasa Arafah dapat hapus dosa setahun lalu dan setahun datang. Namun, puasa ini hanya untuk mereka yang tak sedang tunaikan ibadah haji. Bagi jamaah haji yang sedang wukuf Arafah, puasa tak Islam sunnahkan agar mereka tetap punya tenaga untuk jalankan ibadah dengan khusyuk.
Tips Menghadapi Fase Quarter Life Crisis Dibangku Perkuliahan
Selain itu, bagi orang yang berniat berkurban, terdapat sunah penting yang sering orang lupakan, yaitu larangan potong rambut dan kuku mulai tanggal 1 Dzulhijjah hingga hewan kurban sembeli. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa siapa pun yang ingin berkurban, maka janganlah ia potong sedikit pun rambut dan kukunya sampai kurban laksanakan. Larangan ini merupakan simbol kesiapan diri dalam laksanakan ibadah kurban dan bentuk patuh kepada perintah Allah SWT.
Sembeli hewan kurban sendiri merupakan ibadah utama pada Hari Raya Idul Adha, yang laksanakan mulai setelah salat Id tanggal 10 Dzulhijjah hingga hari Tasyrik terakhir, yaitu tanggal 13 Dzulhijjah. Daging kurban kemudian bagi kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat, sebagai wujud peduli dan solidaritas sosial.
Selain ibadah kurban, umat Islam juga Islam anjurkan untuk perbanyak takbir, tahlil, dan tahmid sejak malam Idul Adha hingga akhir hari Tasyrik. Lantunan takbir ini jadi simbol besar dan agung Allah serta hidupkan suasana religius tengah masyarakat.
Dengan datang bulan Dzulhijjah dan makin dekat Idul Adha, sudah patut umat Islam siapkan diri secara spiritual maupun sosial. Momentum ini bukan hanya tentang sembeli hewan, tetapi lebih jauh merupakan kesempatan untuk tingkatkan ketakwaan, teladani keikhlasan Nabi Ibrahim, serta perkuat tali persaudaraan antara sesama.
Maka, mari kita manfaatkan hari-hari mulia ini sebaik-baiknya, perbanyak amal ibadah dan perkuat niat untuk berkurban demi raih keberkahan dan ridha Allah SWT. (*)
*Reporter: Firmansyah
