
PROFESI-UNM.COM – Perayaan Lebaran atau Idul Fitri di Indonesia memiliki sejarah panjang yang berakar dari kedatangan Islam ke Nusantara sekitar abad ke-13. Para pedagang muslim dari Gujarat, Persia, dan Arab berdagang di wilayah kepulauan. selain itu, mereka memperkenalkan ajaran Islam termasuk tradisi merayakan kemenangan setelah berpuasa.
Persiapan Mudik yang Nyaman saat Lebaran
Di masa Kerajaan Islam Nusantara seperti Demak, Mataram, dan Aceh, hal ini menjadi momentum penting yang menandai hubungan harmonis antara raja dan rakyat. Raja dan pembesar kerajaan biasanya menggelar acara terbuka untuk masyarakat dan memberikan sedekah kepada fakir miskin sebagai bagian dari perayaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada masa kolonial Belanda, perayaan Lebaran tetap berlangsung meski terkadang mengalami pembatasan, terutama saat berkumpulnya massa dalam jumlah besar yang dianggap berpotensi memicu perlawanan. Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa masyarakat muslim tetap merayakan secara sembunyi-sembunyi di beberapa daerah.
Setelah kemerdekaan, Presiden Soekarno menjadikan Lebaran sebagai momentum penting untuk meningkatkan persatuan bangsa dan memberikan pengampunan melalui tradisi halal bihalal. Tradisi mudik mulai terbentuk secara masif seiring dengan urbanisasi yang meningkat pada masa Orde Baru di era 1970-an.
Di era modern, perayaan Lebaran mengalami berbagai adaptasi sesuai perkembangan teknologi dan gaya hidup. Namun tetap mempertahankan esensi silaturahmi dan pengampunan. Beberapa tradisi seperti memakai baju baru, menyajikan ketupat, dan bermaaf-maafan telah menjadi identitas kuat perayaan Lebaran di Indonesia yang membedakannya dengan perayaan Idul Fitri di negara muslim lainnya.
Selain itu, pengaruh budaya lokal terhadap perayaan Lebaran menciptakan keunikan tersendiri di berbagai daerah. Hal itu terlihat pada tradisi Grebeg di Yogyakarta, Bubur Suro di Palembang, dan tradisi “Meugang” di Aceh. Percampuran antara nilai-nilai Islam dengan kearifan lokal ini menjadikan perayaan Lebaran di Indonesia kaya akan makna dan keberagaman.(*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar