
PROFESI-UNM.COM – Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) menyayangkan tindakan pihak rektorat saat kejadian cekcok mahasiswa dan dosen terkait almamater. Hal ini disampaikan saat aksi demonstrasi “Tolak Segala Bentuk Komersialisasi Pendidikan” yang dilaksanakan di depan Menara Pinisi UNM pada, Kamis (11/7).
Presiden BEM FIP UNM, Faisal menyampaikan tanggapannya terkait kejadian yang dialami oleh salah satu mahasiswa PGSD FIP UNM saat mempertanyakan regulasi almamater.
Ia merasa kecewa dengan tindakan rektorat saat memberikan tanggapan persoalan kritikan almamater.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Sejujurnya kalau saya pribadi apa yang dilakukan pihak rektorat sangat disayangkan yah karena teman-teman yang kemrin itu hanya menanyakan terkait penjelasan dan regulasi almamater dan stempel nim itu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Faisal sapaannya juga menjelaskan pada Surat Keputusan (SK) terbaru harga almamater dan harga dasi dipisah. Ia juga membandingkan kualitas almamater yang didapatkan calon mahasiswa baru 2024 tidak begitu baik kualitasnya dengan almamater mahasiswa 2023.
“Di dialog sebelumnya pak rektor mengatakan bahwa harga almamater naik karena kualitas almamater naik. Tapi ada SK terbaru memunculkan dipisah alamater 175 ribu dan dasi 75 ribu. Yang kami liat dan kami ambil sampel almamater maba 23 dan camaba 24. Dari segi kualitas pun alamamater maba 24 lebih tergolong bagus dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Terakhir, Ia menyampaikan tindakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan akan tetap mengawal dan mendata mahasiswa yang masih kesulitan dalam pembelian almamater. (*)
*Reporter: Farah Fitria Ramadhani