
PROFESI-UNM.COM – Di era digital, arus informasi semakin cepat dan luas. Namun, hal ini juga memunculkan tantangan besar, yaitu penyebaran hoaks atau berita palsu. Generasi Z, yang dikenal sebagai digital native, sering kali menjadi target dan penyebar informasi tanpa disadari. Oleh karena itu, literasi media menjadi keterampilan penting yang harus kita miliki untuk menghadapi fenomena ini.
Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui berbagai platform media. Dalam konteks hoaks, literasi media memungkinkan kita untuk mengenali informasi yang benar dan membedakannya dari informasi yang menyesatkan.
Contohnya, sebelum menyebarkan sebuah berita, kita sebagai Gen Z yang memiliki literasi media akan memeriksa sumber informasi tersebut, memastikan keabsahannya, dan menilai kredibilitas media yang menerbitkannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Literasi media sangat penting bagi generasi Z karena dengan kita bisa menghindari Penyebaran Hoaks. Dengan literasi media, Gen Z dapat mencegah penyebaran informasi palsu yang dapat merugikan individu atau masyarakat, mengembangkan Pola Pikir Kritis yaitu Literasi media membantu Gen Z untuk tidak mudah percaya pada informasi yang diterima dan mendorong mereka untuk melakukan verifikasi secara mandiri, meningkatkan Etika di dunia digital dimana etika menjadi sangat penting,
Literasi media mengajarkan Gen Z untuk bertanggung jawab atas setiap informasi yang dibagikan, mempertahankan Demokrasi
Hoaks sering kali digunakan untuk memanipulasi opini publik. Dengan literasi media, Generasi Z dapat menjadi pilar penting dalam menjaga demokrasi dengan mendukung informasi yang akurat dan terpercaya.
Memastikan berita berasal dari sumber yang kredibel, diakui serta hindari berita dari situs yang tidak jelas identitasnya, gunakan teknologi untuk verifikasi yaitu dengan memanfaatkan platform pengecek fakta seperti CekFakta atau Google Fact Check untuk memverifikasi kebenaran informasi, pelajari pola hoaks karena banyak hoaks memiliki pola serupa, seperti menggunakan judul sensasional atau bahasa yang emosional. Dengan mengenali pola ini, Generasi Z dapat lebih waspada, ikut pelatihan piterasi digital yang dimana banyak banyak lembaga yang menyediakan pelatihan untuk meningkatkan literasi media, baik secara online maupun offline.
Sebagai generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi, kita memiliki peran besar dalam membentuk ekosistem informasi yang sehat. Dengan meningkatkan literasi media, kita tidak hanya melindungi diri dari hoaks, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih kritis dan bijak dalam menyikapi informasi. Literasi media bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan di era informasi ini. Dengan memilikinya, kita sebagai Gen Z dapat menjadi agen perubahan yang mendorong penyebaran informasi yang benar dan bertanggung jawab.(*)
*Reporter: Nur Mardatillah/Editor: Elsa Amelia