
PROFESI-UNM.COM – Padatnya aktivitas perkuliahan, tumpukan tugas, serta tekanan organisasi kerap membuat mahasiswa mengalami stres dan kelelahan mental. Untuk mengatasi hal tersebut, kegiatan healing di gunung menjadi pilihan populer sebagai bentuk penyegaran diri di tengah hiruk pikuk rutinitas kampus.
Healing di gunung bukan sekadar pelarian dari kepenatan, melainkan juga media refleksi diri dan pemulihan kesehatan mental melalui keindahan alam. Suasana sejuk, udara segar, serta pemandangan yang menenangkan menjadi terapi alami yang efektif untuk meredakan stres.
Aktivitas mendaki gunung atau berkemah memberikan sejumlah manfaat bagi mahasiswa. Selain meningkatkan kesehatan fisik karena aktivitas berjalan kaki yang intens, healing di gunung juga melatih ketahanan mental dan mendorong kontemplasi pribadi. Banyak mahasiswa mengaku merasa lebih tenang, fokus, dan bersemangat setelah melakukan perjalanan ke alam bebas.
Pameran Lukisan Surealis Mahasiswa FSD Curi Perhatian Netizen
Beberapa gunung yang sering jadi tujuan healing yakni Gunung Bawakaraeng (Sulawesi Selatan), Gunung Prau (Jawa Tengah), dan Gunung Penanggungan (Jawa Timur). Ketiganya memiliki jalur yang relatif bersahabat untuk pendaki pemula serta menyuguhkan pemandangan yang memukau.
Mahasiswa yang ingin mencoba healing di gunung disarankan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental. Gunakan perlengkapan yang sesuai, hindari mendaki sendirian, dan jaga kelestarian alam dengan tidak meninggalkan sampah. Selain itu, pastikan healing dilakukan dengan tujuan positif, yakni untuk memulihkan diri, bukan sekadar mengikuti tren.
Merespons kebutuhan mahasiswa akan ruang istirahat mental, healing di gunung menjadi pilihan yang tidak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga memperdalam makna hidup. Dalam ketenangan alam, mahasiswa belajar untuk berhenti sejenak, mengenali diri, lalu kembali ke dunia akademik dengan semangat baru.
Beberapa komunitas pecinta alam di kampus juga turut mendorong mahasiswa untuk melakukan aktivitas healing di gunung secara terorganisir dan aman. Melalui kegiatan pendakian bersama, mahasiswa tidak hanya mendapat manfaat relaksasi, tetapi juga mempererat solidaritas, kerja sama tim, dan kepedulian terhadap lingkungan. Kegiatan ini menjadi wadah yang positif untuk memperkuat ikatan sosial sekaligus membangun karakter tangguh di tengah tekanan dunia akademik.(*)
*Reporter: Nur Mardatillah