PROFESI-UNM.COM – Virus Corona telah menjadi musuh semua negara. Dampak yang dihasilkannya pun tak hanya menyentuh sisi kesehatan saja. Dampak lainnya juga mengincar sisi perekonomian.
Mahasiswi Jurusan Manajemen yang berinisial H contohnya. Orang tua H yang hanya berjualan di pasar turut mendapat imbas dari pandemi ini. Ia mengaku, pendapatan orang tuanya turun akibat peraturan pembatasan jam pasar karena harus mengikuti standar protokoler Corona.
Sedangkan setiap tahunnya, ia harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebanyak Rp6juta, “Kalau pas Corona ini turun karena pasar hanya buka sampai jam 12 siang,” katanya saat diwawancarai via WhatsApp, Selasa (9/6).
Ia mengungkapkan, jika penghasilan orang tuanya sebelum Corona rata-rata Rp300ribu perbulan. Namun saat ini, perbulannya Ia hanya mampu menghasilkan Rp200ribu perbulan.
Belum lagi, orang tuanya masih menanggung dua adiknya yang masih duduk di bangku sekolah, “Masih ada dua adik ku yang masih sekolah,” ungkapnya.
Mahasiswi angkatan 2018 ini pun berharap agar pihak kampus bisa memberikan kebijakan terhadap mahasiswanya di masa pandemi ini.
“Mungkin harapanku ini sama dari teman-teman mahasiswa lain, cuma minta kebijakan dari kampus itu meringankan pembayaran semester depan dengan penurunan UKT 20-50%,” harapnya.
Tak jauh beda dengan H, AA juga berharap banyak akan adanya kebijakan untuk keringanan UKT semester depan. Apalagi, selama masa pandemi, Ia tak banyak merasakan fasilitas kampus.
“Kalau memang belum bisa masuk ke kampus mungkin UKT bisa digratiskan kalau tidak bisa juga di gratiskan, adakan pemotongan UKT saja,” katanya.
Setiap tahunnya, AA juga harus merogoh koceknya Rp6juta untuk tetap melanjutkan perkuliahannya. Mahasiswi Jurusan Manajemen ini mengaku hanya mengandalkan gaji pensiunan almarhum bapaknya yang masih sangat kurang untuk menanggung biaya UKT nya.
“Selama ini untuk buat bayar UKT dan keperluan lainnya dari uang pensiunan almarhum bapak itu Rp500 ribu. Biasa juga dibantu sama bibi,” akunya.(*)
*Reporter: Muh. Sauki Maulana