
PROFESI-UNM.COM – Konferensi internasional Persatuan Jerman Indonesia (iKoniG) ke-6 diselenggarakan di Ballroom Teater Pinisi, Universitas Negeri Makassar. Acara ini mengangkat tema pentingnya multilingualisme dalam studi internasional bahasa Jerman. (17/10)
Dalam kuliah yang disampaikan, Andrea Bogner menjelaskan bahwa signifikansi praktis sehari-hari dari multilingualisme sering kali sulit dipahami oleh pengamat Eropa, mengingat banyak dari mereka yang terbiasa dengan praktik monolingual. Hal ini menunjukkan perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan bahasa dalam konteks sehari-hari.
“Sulit dipahami pengamat Eropa karena pemerolehan bahasa dan praktik bahasa sehari-harinya umumnya bersifat monolingual,” ucapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Andrea juga menekankan pentingnya pertemuan budaya sebagai jembatan untuk penerjemahan dan komunikasi.
“Jika seseorang memahami kekhasan budaya bukan sebagai hal yang esensial, maka perjumpaan dan pertukaran di antara budaya akan menjadi lebih nyata,” tuturnya.
Konferensi ini juga membahas bagaimana ilmu pengetahuan bergantung pada berbagai sumber pengetahuan yang harus dinilai relevansinya. Ditekankan bahwa komunikasi sains harus diarahkan pada interkulturalitas untuk menghubungkan karakteristik budaya ilmiah yang berbeda.
Dalam penutupan, para peserta diingatkan akan tugas yang harus dilakukan ke depan, seperti pengembangan model komunikasi sains multibahasa dan integrasi fase multilingualisme dalam kurikulum untuk meningkatkan keterampilan wacana sains internasional.
“Tugas kita yaitu pengembangan model komunikasi, ruang komunikasi sebagai situasi budaya yang tumpang tindih dan untuk mengambangkan peningkatan refleksivitas,” ucapanya.
Acara ini diharapkan dapat memperkaya proses pertukaran ilmu pengetahuan melalui pendekatan yang lebih inklusif dan beragam.(*)
*Reporter : Dwi Putri