Menjelajahi Teori-teori Belajar, Behaviorisme hingga Konstruktivisme

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 5 Juli 2024 - 15:02 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Belajar
Anak yang sedang belajar, (Foto: Int.)

PROFESI-UNM.COM – Pendidikan adalah fondasi penting dalam pengembangan individu dan masyarakat. Untuk memaksimalkan proses pembelajaran, penting bagi para pendidik untuk memahami berbagai teori belajar yang mendasari bagaimana manusia memperoleh, memproses, dan mengaplikasikan pengetahuan. Berikut adalah beberapa teori belajar utama yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pendidikan.

Behaviorisme

Teori behaviorisme berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Pencetus utama teori ini adalah John B. Watson dan B.F. Skinner. Watson percaya bahwa semua perilaku manusia dapat dijelaskan melalui pengkondisian klasik, di mana suatu respons otomatis dikaitkan dengan stimulus tertentu. Skinner kemudian mengembangkan konsep ini dengan pengkondisian operan, yang menekankan bahwa perilaku dapat dibentuk oleh konsekuensi yang mengikutinya, seperti penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam praktik pendidikan, behaviorisme sering diterapkan melalui penggunaan reward (hadiah) dan punishment (hukuman) untuk memotivasi siswa. Misalnya, memberikan pujian atau hadiah kepada siswa yang berprestasi atau menerapkan sistem konsekuensi untuk perilaku negatif.

Kognitivisme

Berlawanan dengan behaviorisme, teori kognitivisme menekankan pentingnya proses mental internal dalam memahami bagaimana manusia belajar. Teori ini dipelopori oleh Jean Piaget dan Jerome Bruner. Piaget mengembangkan teori tahapan perkembangan kognitif, yang menjelaskan bagaimana anak-anak memahami dunia mereka melalui serangkaian tahapan perkembangan yang berbeda.

Baca Juga Berita :  Pahami Keterampilan Membuka Pembelajaran

Bruner, di sisi lain, menekankan pentingnya scaffolding dalam proses belajar, yaitu memberikan dukungan awal kepada siswa yang kemudian secara bertahap dikurangi saat mereka menjadi lebih mandiri. Kognitivisme mengajarkan bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana informasi baru diintegrasikan dengan pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran siswa.

Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah teori belajar yang didasarkan pada gagasan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman langsung. Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah tokoh utama dalam teori ini. Piaget berpendapat bahwa pembelajaran terjadi ketika siswa secara aktif berinteraksi dengan lingkungannya dan membangun pengetahuan baru berdasarkan apa yang sudah mereka ketahui.

Vygotsky, dengan konsep Zone of Proximal Development (ZPD), menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. ZPD adalah jarak antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky percaya bahwa pembelajaran paling efektif terjadi dalam konteks kolaboratif.

Baca Juga Berita :  MISO Sebagai Ajang Pemersatu Maba FMIPA UNM

Humanisme

Teori humanisme, yang dipelopori oleh Abraham Maslow dan Carl Rogers, menekankan pentingnya kebutuhan individu dan potensi mereka untuk berkembang. Maslow mengembangkan hierarki kebutuhan, yang menyatakan bahwa kebutuhan dasar seperti makanan dan keamanan harus dipenuhi sebelum individu dapat mencapai kebutuhan yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri.

Rogers menekankan pentingnya lingkungan belajar yang mendukung dan tanpa tekanan, di mana siswa merasa aman untuk bereksperimen dan belajar. Pendekatan ini mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memperhatikan kebutuhan emosional serta intelektual mereka.

Teori Pembelajaran Sosial

Albert Bandura mengembangkan teori pembelajaran sosial, yang menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui observasi dan imitasi orang lain. Bandura memperkenalkan konsep model peran (role models) dan percaya bahwa individu belajar banyak dari menonton dan meniru perilaku orang lain.

Dalam konteks pendidikan, teori ini menekankan pentingnya guru sebagai model peran yang positif dan penggunaan demonstrasi sebagai metode pengajaran yang efektif. Bandura juga menekankan peran self-efficacy, yaitu keyakinan seseorang pada kemampuannya untuk mencapai tujuan, sebagai faktor penting dalam proses belajar. (*)

*Reporter: Firmansyah

Berita Terkait

Inagurasi Angkatan 2024 FBS UNM Tegaskan Peran Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Sekolah Trias Politica FIP UNM Hadirkan Mantan Walikota Makassar Bahas Paradigma Politik
Serukan Pengembangan Diri, IMM UNM Tegaskan Peran Kader dalam Dialog Tokoh
Wisudawan Terbaik Magister Suarakan Pentingnya Pendidikan Inklusif
Luluskan 39 Insinyur, Prodi PPI FT UNM Tunjukkan Eksistensi dan Dedikasi
Pembangunan Gedung Mangkrak FEB Bakal Dilanjutkan Tahun Depan
Penuh Semangat Tinggi, Binom 2025 Siap Mengabdi di Bissoloro
Rektor UNM Tegaskan Guru Harus Siap Mengabdi Sepenuh Hati
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 22:30 WITA

Inagurasi Angkatan 2024 FBS UNM Tegaskan Peran Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan

Minggu, 1 Juni 2025 - 22:20 WITA

Sekolah Trias Politica FIP UNM Hadirkan Mantan Walikota Makassar Bahas Paradigma Politik

Minggu, 1 Juni 2025 - 17:22 WITA

Serukan Pengembangan Diri, IMM UNM Tegaskan Peran Kader dalam Dialog Tokoh

Kamis, 29 Mei 2025 - 22:49 WITA

Wisudawan Terbaik Magister Suarakan Pentingnya Pendidikan Inklusif

Selasa, 27 Mei 2025 - 21:48 WITA

Luluskan 39 Insinyur, Prodi PPI FT UNM Tunjukkan Eksistensi dan Dedikasi

Berita Terbaru