PROFESI-UNM.COM – Tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) baru-baru ini menciptakan inovasi di bidang kelautan. Pelampung berbasis GPS Radio System (Grasy) dibuat untuk melacak korban tenggalam yang berada di tengah laut.
Sebagai negara dengan geografis yang dominan dengan wilayah perairan, Indonesia menjadi salah satu negara kepulauan terbesar. Kondisi tersebut, membuat orang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Masalah sering muncul ketika nelayan melaut. Potensi terkena kecelakaan di tengah laut kerap terjadi. Celakanya, sulit untuk mendeteksi jika ada nelayan yang menjadi korban kecelakaan dan tenggalam di tengah laut
Demi mengatasi masalah tersebut, ketiga mahasiswa dari Prodi Pendidikan Teknik Informatika (PTIK) membuat sebuah pelampung yang ditanamkan Global Positioning System (GPS) didalamnya. Ialah Ikram Anas, Abdussalam At Taqwa, dan Ashad Iyan Muhyi Ardiansyah Syam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Tim, Ikram Anas mengungkapkan, bahwa awalnya mendapatkan inspirasi dari seseorang untuk membuat sebuah perangkat yang dipergunakan untuk mencari korban bencana banjir. Namun ia lebih memilih membuat inovasi tersebut yang digunakan untuk menolong orang terkena bencana di tengah laut.
“Laut itu luas jadi lebih membutuhkan waktu yang cepat untuk ditemukan karena orang susah survival kalau di laut beda dengan di darat. Daripada digunakan untuk mencari mayat, mending digunakan untuk menolong orang yang memungkinkan untuk di selamatkan,” kata mahasiswa angkatan 2016 ini.
Untuk cara kerjanya, GPS Ublox di dalamnya mendapat data dari satelit, kemudian dimodulasi menjadi data analog atau suara lalu dikirim melalui handy talkie. Kemudian diterima juga oleh handie talkie dan dimodulasi kembali menjadi data digital yang berupa data longitude dan latitude korban.
Jaket pelampung berbasis grasy ini diklaim lebih ekonomis dibandingkanmenggunakan GPS Marine di tengah laut. Selain itu jika dibandingkan GPS Marine yang menggunakan jaringan internet, Jaket pelampung berbasis grasy ini menggunakan jaringan radio.
“Jaringan yang digunakan pelampung berbasis grasy ini menggunakan jaringan
radio yang memiliki gelombang horizontal. Gelombang radio jelek jika ada hambatan gedung atau sebagainya, kalau di laut itu tanpa hambatan jadi cocok sekali menggunakan jaringan radio,” ungkapnya.
*Tulisan ini telah terbit pada tabloid Profesi edisi 231