
PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Pendidikan Pencinta Alam dan Lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (Madipala FIP UNM) berhasil menaklukkan jalur pendakian yang sulit dan menantang. Sebuah peristiwa luar biasa terjadi dengan penemuan Satwa Eksotis, yakni tanaman Kantong Semar di puncak Gunung Dewata, Sulawesi Barat.
Pendakian dimulai dari Dusun Rante Pongko, Desa Tondok Bakaru, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa. Mahasiswa berani menghadapi tantangan di jalur Gunung Gandang Dewata via Mamasa. Jalur tersebut terkenal sulit karena curam dan membutuhkan mental serta fisik yang kuat. Persiapan yang matang, termasuk manajemen ransum dan alat pendakian, menjadi kunci kesuksesan. Selama 8 hari, mereka menempuh perjalanan dari kaki gunung hingga puncak Gunung Dewata.
Ketua Madipala FIP UNM, Muh. Alfurqon Alim mengatakan setiap pos pendakian memiliki jarak tempuh sekitar tiga hingga empat jam. Rintangan yang dihadapi semakin memperkuat semangat para pendaki yang ikut saat itu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Gunung ini masuk dalam 7 jalur pendakian terekstrim di Pulau Sulawesi,” tambahnya.
Pendakian ini bukan semata-mata petualangan, melainkan juga bagian dari penelitian. Perjalanan epik para mahasiswa di Gunung Dewata terus mengungkap keajaiban alam. Setelah menaklukkan jalur yang sulit, mereka menemukan tanaman langka dan berhadapan dengan satwa-satwa eksotis. Api sapaannya menjadi saksi keberuntungan yang jarang ditemui, yakni kantong semar. Tanaman ini hanya tumbuh di hutan yang masih alami dan terjaga.
“Kantong semar yang kita jumpai adalah anugerah buat kami, kami akan merawat alam dengan segenap hati.” ujar Furqon.
Mahasiswa Pendidikan khusus Angkatan 2018, sebagai pendampingnya, Muh. Shadiq Alfurqany juga melaporkan penemuan satwa-satwa langka selama perjalanan. Pendakian tersebut bukan hanya tentang puncak, melainkan juga tentang keajaiban yang tersembunyi di setiap langkah. Para mahasiswa telah menulis sejarah dan menginspirasi untuk menjaga alam dengan lebih baik.
“Kami berharap alam kita memberikan manfaat kepada kita, manusia,” katanya.
Dosen pembina Madipala, Erma Suryani Sahabuddin, sekaligus sebagai Dosen pengampuh mata kuliah Pendidikan Lingkungan di FIP, serta Dosen pada Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingungan Hidup Pascasarjana UNM memberikan apresiasi atas pencapaian luar biasa para mahasiswa. Ia juga mengingatkan agar proses penyelesaian studi dan perolehan prestasi akademik tetap menjadi fokus, tanpa mengabaikan tanggung jawab menjaga dan melestarikan alam lingkungan. (*)
*Reporter: Iyasnur Eynil