
PROFESI-UNM.COM- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar (UNM) bekerja sama dengan Pusat Penelitian Gender Dan Anak (PPGA) mengadakan Simposium Nasional. Kegiatan ini berlangsung di Menara Phinisi, Ruang Seminar, Lt. 10 Rabu, (6/11).
Kegiatan ini mengusung tema ‘Mewujudkan Kampus yang Inklusif dengan Strategi Pengarusutamaan Gender’.
Acara ini diisi oleh lima pemateri yakni Eko Noviariyanti dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Fadiah Mahmud selaku Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Nuriaelah Mattarima selaku Ketua Darma Wanita, Muh. Sahid dan Jamilah selaku Ketua LP2M UNM.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Erma Suryani selaku ketua panitia kegiatan Simposium Nasional mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk membekali para dosen dan mahasiswa terkait kesetaraan gender dan kekerasan pada rumah tangga serta informasi terkait isu-isu yang serupa secara tepat.
“Penting mengadakan kegiatan terutama masyarakat agar mendapatkan informasi yang tepat terkait sesetaraan gender, kekerasan rumahtangga dan isu-isu serupa,” Katanya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan indikator keberhasilan dari kegiatan ini adalah peserta dan panitia bisa memiliki mendapatkan pemahaman terkait gender dan dapat merealisasikannya di kehidupan nyata.
“Indikator pencapaiannya adalah setelah kegitan ini kita punya pemahaman komprehensif tentang bagaimana gender itu terutama di kehidupan kampus, jadi apa yang bisa kita lakukan tidak hanya pada tataran konsep, tetapi juga pada tataran rel di lapangan,” jelasnya.
Terakhir, Ia menutup sambutannya dengan mengajak peserta untuk merenungkan bahwa isu gender bukan semata tentang perempuan atau laki-laki, tetapi lebih pada bagaimana setiap individu mampu menyikapi dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta lingkungan akademik.
“Mari kita renungkan bahwa gender itu tidak selalu tentang perempuan dan tidak hanya berbicara tentang laki-laki, tetapi bagaimana kita bisa menyikapi dalam mengintegrasikan hal tersebut di kehidupan sehari-hari terutama di tanah akademik,” ajaknya. (*)
*Reporter: Angnis Arimayanti