PROFESI-UNM.COM – Kurban adalah salah satu ritual penting dalam Islam yang memiliki sejarah panjang dan penuh makna. Kisah di balik kurban berakar dari kehidupan Nabi Ibrahim AS, salah satu nabi yang sangat dihormati dalam tradisi Islam, Yahudi, dan Kristen. Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapak para nabi dan merupakan sosok yang penuh dengan keteguhan iman serta ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT. Salah satu peristiwa paling monumental dalam hidupnya adalah ketika Allah memerintahkannya untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai ujian atas ketakwaan dan ketaatannya.
Dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS menerima wahyu dalam bentuk mimpi yang berulang-ulang, di mana ia diperintahkan untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai, Ismail. Mimpi tersebut bukanlah mimpi biasa, melainkan wahyu dari Allah yang harus ditaati. Sebagai seorang yang sangat taat, Nabi Ibrahim AS tidak ragu sedikit pun terhadap perintah tersebut. Ia memahami bahwa ini adalah ujian besar dari Allah untuk menguji keimanannya. Ketika Ibrahim menyampaikan perintah ini kepada putranya, Ismail, reaksi Ismail menunjukkan keimanan yang sama kuatnya. Ismail dengan penuh kepasrahan berkata, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. Ash-Shaffat: 102).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika saat yang ditentukan tiba, Ibrahim dan Ismail pergi ke tempat yang telah ditentukan untuk melaksanakan perintah Allah. Di tempat tersebut, dengan hati yang penuh kepasrahan dan keyakinan yang teguh, Ibrahim meletakkan putranya dan bersiap untuk mengorbankannya. Namun, tepat pada saat Ibrahim akan menyembelih Ismail, Allah SWT menggantikan Ismail dengan seekor domba. Peristiwa ini menunjukkan bahwa tujuan dari ujian tersebut bukanlah untuk menyakiti, melainkan untuk menguji ketakwaan dan keikhlasan hati. Allah SWT berfirman, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffat: 107).
Kisah ini mengajarkan kita tentang ketaatan tanpa syarat dan ketundukan total kepada kehendak Allah. Kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadi simbol pengorbanan yang tertinggi dalam agama Islam. Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia memperingati peristiwa ini melalui ibadah kurban pada Hari Raya Idul Adha. Mereka menyembelih hewan ternak seperti domba, kambing, sapi, atau unta sebagai bentuk pengabdian kepada Allah dan untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Hadist-hadist yang berkaitan dengan kurban juga menekankan pentingnya ibadah ini. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada amal yang dilakukan oleh anak Adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai oleh Allah selain menyembelih hewan kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu akan datang pada hari kiamat beserta tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sesungguhnya darah hewan kurban itu telah diterima oleh Allah sebelum darah itu jatuh ke tanah. Maka beruntunglah kalian dengan (pahala) kurban itu.” (HR. Tirmidzi).
Ibadah kurban bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari ketaatan dan pengorbanan seorang hamba kepada Tuhannya. Melalui kurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi rezeki dengan sesama, terutama kepada mereka yang kurang mampu. Daging kurban didistribusikan kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat, sehingga menguatkan tali silaturahmi dan memperkokoh rasa kebersamaan dalam komunitas.
Kisah di balik kurban adalah kisah tentang cinta, ketaatan, dan pengorbanan. Dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, umat Muslim belajar bahwa ketaatan kepada Allah harus berada di atas segalanya. Ibadah kurban yang dilakukan setiap tahun adalah perwujudan dari komitmen tersebut dan pengingat bahwa pengorbanan yang kita lakukan di dunia ini adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT dan kebahagiaan di akhirat. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kisah ini dan menjadi hamba-hamba yang selalu taat dan ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya. (*)
*Reporter: Firmansyah