
PROFESI-UNM.COM – Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi yang menyoroti kebijakan pemerintah. Aksi ini dilakukan didepan menara phinisi UNM pada jumat, (21/2).
Mahasiswa menyoroti kebijakan pemerintah Inpres no 1 tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2025 , Inpres no 1 tahun 2025 ini mengakibatkan kekurangan anggaran di beberapa aspek seperti kekurangan anggaran pendidikan untuk memenuhi anggaran program makan gratis yang telah di janjikan pada saat Pilpres.
Pemotongan anggaran pendidikan sebesar 7,272 triliun akan memperkecil peluang rakyat indonesia terutamanya, rakyat yang berada pada tingkatan ekonomi menengah ke bawah akan lebih sulit menempuh pendidikan tinggi.
“Salah satu dampak nyata dari efisiensi anggaran di sektor pendidikan yang dapat di lihat dari Universitas Negeri Makassar, yakni betapa sulitnya mencapai salah satu janji kampanye rektor , menyelesaikan pembangunan pembangunan dan renovasi pada gedung kampus yang tidak layak pakai, itu yang menjadi permasalahan saat ini,” ujarnya Fikran prawira presiden BEM FIS-H UNM priode 2024-2025.
Aksi Mahasiswa UNM Berujung Ricuh
Aksi mahasiswa ini setidaknya melibatkan 5 pihak yakni, BEM FIS-H , BEM FMIPA, BEM FSD, AMORAS (Aliansi mahasiswa olahraga dan kesehatan) dan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, untuk bersama-sama menyuarakan aspirasinya.
“Entah berdampak atau tidak, setidaknya kami telah menyuarakan aspirasi kami, tapi harapan kami, demontrasi yang kami lakukan memberikan dampak atau tekanan bagi pemerintah, bahwa kebijakan yang dikeluarkan dan dituangkan dalam Inpres no 1 tahun 2025 itu dianggap sebagai sebuah malapetaka oleh berbagai unsur masyarakat, efisiensi yang dimaksud oleh pemerintah malahan menghilangkan esensi daripada hal yang lebih fundamental seperti pendidikan, kesehatan dan pembangunan,” tegasnya. (*)
Reporter: Khaiqal wahyu