
PROFESI-UNM.COM – Berjalan sejauh kurang lebih 2,5 kilometer. Dari rumahnya di Jl. Skarda menuju kampus UNM sektor Parangtambung dilakukan saat semester awal berkuliah di kampus Oemar Bakri. Pada masa itu pula, dirinya sudah memulai bekerja demi kebutuhannya di perantauan.
Malu tidak menjadi halangan Selfiah Ariana Putri untuk berjalan mengelilingi kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Membawa kantung kresek berisi kue pia dan dijajakan pada setiap orang yang ia temui. Cara berfikirnya tidak rumit. Asalkan rupiah hari itu bisa untuk menyambung hidupnya beberapa hari kedepan. Itu sudah cukup.
Tak cukupsampai disitu. Ketika ia merasa masih belum mencukupi biaya hidup ibu kota yang berat. Akhirnya, ia mengambil resiko untuk membeli kue pia sebanyak gaji yang ia dapatkan perharinya, untuk dijual kembali seharga Rp. 5.000 perboksnya. “Awalnya saya coba-coba ambil dengan modal segitu dan alhamdulillah laku,” ujar mahasiswa program studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berasal dari sebuah keluarga sederhana di Bulukumba, pekerjaan ayah sebagai petani yang menggarap lahan milik orang lain membuatnya tidak mampu terlalu berharap dengan uang bulanan yang dikirimkan.
Untuk tempat tinggal, ia harus bernaung dirumah seorang kenalan. Itupun untuk mengikis biaya tempat tinggal yang dapat menambah daftar pengeluarannya. “Alhamdulillah ada keluarga senior saya yang bisa membantu ,” syukurnya.
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Profesi Edisi 219