PROFESI-UNM.COM – Himpunan Mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Himaprodi PBSI), Dewan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (DEMA JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS), Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menggelar Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia II (NARASI II), Sabtu (16/11).
Dengan tema ‘Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Penguatan Budaya di Era Revolusi Industri 4.0’ ini digelar di lantai 2 Ballroom B Gedung Menara Pinisi UNM.
Seminar nasional ini menghadirkan 3 orang pembicara utama, yakni Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, Dosen Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang sekaligus Instruktur Kurikulum 2013, Endah Try Priyatni, dan Sekretaris Bahasa dan Sastra Indonesia UNM, Sultan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada materi pertama yang dipaparkan oleh Sutrisna Wibawa mengangkat tema pembahasan ‘Bahasa Indonesia Sebagai Penguat Literasi Budaya’. Diawal pembahasan Sutrisna mengatakan bahwa tari 4 etnis yang ditampilkan saat pembukaan acara merupakan contoh peran bahasa Indonesia di budaya.
“Adik-adik yang yang dikirim oleh kawan-kawan dari HIMA ada 4 etnis, itulah sebenarnya adalah contoh peran Bahasa Indonesia di budaya. Bayangkan 4 etnis tadi, satu adalah Bugis, dua Makassar, tiga Mandar, dan 4 Toraja” pungkasnya.
Tambahnya lagi, pria kelahiran 1959 ini juga menuturkan dari keempat etnis ini sebelum mengenal Bahasa Indonesia mereka belum memahami bahasa antar daerah yang lainnya. Jadi Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
“Konon 4 etnis ini, semuanya tidak saling mengerti, meskipun menari dengan indahnya. Satu dengan yang lain tidak tahu bahasanya, bayangkan kalau tidak ada Bahasa Indonesia. Mereka hanya akan serba isyarat yang belum disepakati 4 itu. Kita bayangkan kalau tidak ada Bahasa Indonesia, inilah peran Bahasa Indonesia di budaya” tuturnya.
Selain itu, ia juga menambahkan tentang slogan Bahasa Indonesia yaitu utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan Bahasa Daerah, dan kuasai bahasa Asing.
“Jadi, slogan bahasa Indonesia adalah lestarikan bahasa Indonesia, dan kuasai bahasa asing. Jadi kawan-kawan yang dari bahasa Indonesia, untuk kita semua harus mengutamakan bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah mari kita lestarikan, dan bahasa asing harus kita kuasai” tambahnya.
*Reporter: Irma / Editor: Dewan Ghiyats Yan Galistan.